Paris, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Fracois Hollande memperingatkan bahaya dihadapi Perancis masih belum hilang meski dua penembak di kantor majalah Charlie Hebdo dan seorang penyandera di toko kosher telah ditembak oleh pasukan keamanan.
“Orang-orang gila dan fanatik ini tidak ada hubungannya dengan Agama Islam, ujar Hollande dalam pidato di televisi. “Perancis masih menghadapi ancaman seperti ini.”
Sebelum tewas di tangan pasukan khusus anti-terorisme Perancis, salah satu penembak di kantor Charlie Hebdo mengatakan dia dibiayai oleh al Qaidah di Yaman yaitu al Qaidah Semenanjung Arab atau AQAP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya, Cherif Kouachi, dikirim oleh al Qaidah Yaman. Saya pernah ke sana dan Anwar al Awlkai yang membiayai saya,” ujarnya dalam wawancara melalui sambungan telepon dengan stasiun televisi BFM-TV sebelum tempat persembunyian mereka diserbut aparat.
 Kouachi bersaudara mengaku dibiayai oleh Anwar al Awlaki, perekrut utama kelompok al Qaidah Yaman, AQAP (Paris Prefecture de Police/Handout via Reuters) |
Al Awlaki, seorang perekrut warga asing berpengaruh al Qaidah, tewas pada September 2011 dalam serangan pesawat tak berawak.
Sumber senior dinas intelijen Yaman mengatakan kepada Reuters bahwa Said Kouachi juga telah bertemu al Awlaki ketika berkunjung ke Yaman pada 2011.
Sementara itu satu rekaman suara yang diunggah di situs YouTube yang disebutsuara ketua AQAP mengatakan serangan di Perancis ini dipicu oleh penghinaan terhadap Nabi Muhammad, tetapi suara ini tidak menyatakan bertanggungajwab atas serangan di kantor majalah satir yang menewaskan 12 orang tersebut.
Sheikh Harth al-Nadhari mengatakan dalam rekaman itu: “Sebagian orang di Perancis telah berlaku salah terhadap nabi, dan sekelompok prajurit yang taat pada Allah memberi pelajaran pada mereka mengenai perilau dan batasan kebebasan berbicara.”
“Prajurit yang mencintai Allah dan nabiNya dan jatuh cinta dengan kesyahidan telah datang kepada anda,” tambahnya dalam rekaman yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya.
Seorang wartawan Yaman yang khusus meliput al Qaidah mengatakan bahwa AQAP memberi “inspirasi spiritual” pada serangan itu, tetapi tidak ada pertanda jelas bahwa kelompok ini bertanggungjawab langsung atas insiden tersebut.
Hollands mengecam pembunuhan empat sandera di swalayan kosher di daerah Vincennes, Paris.
“Tindakan yang dilakukan itu adalah tindakan anti-semit,” katanya.
 Amedy Couibaly, penyander di toko kosher, tewas di tangan polisi sementara, rekannya Hayat Boumeddiene masih buron. (Paris Prefecture de Police/Handout via Reuters) |
Para pejabat mengatakan Cherif Kouachi dan kakaknya Said, tewas ketika pasukan keamanan menyerbu gedung percetakan di kota kecil Dammartin-en-Goele, sebelah timur laut Paris, yang menjadi tempat persembunyian mereka.
Para sandera di tempat percetakan itu semua selamat.
Mensasar YahudiBeberapa menit setelah aparat keamanan menyerang tempat percetakan itu, polisi menyerbut toko swalayan makanan Yahudi, atau kosher di Paris Timur yang menewaskan penyandera.
Amedy Couibaly juga menelpon BFM-TV untuk menyatakan kesetiaan pada ISIS dan mengatakan ingin membela warga Palestina dan membunuh orang Yahudi.
Coulibali mengatakan merencanakan serangan-serangan ini dengan Kouachi bersaudara, dan polisi membenarkan mereka adalah anggota sel Islam yang sama yang berpusat di Paris utara.
Polisi sebelumnya mencari Coulibaly dan seorang perempuan berusia 26 tahun, setelah pembunuhan seorang polwan pada Kamis (8/1).
(yns)