Washington, CNN Indonesia -- Seorang penumpang dikabarkan tewas setelah kepulan asap melingkupi stasiun metro L'Enfant Plaza di Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (12/1). Menurut Juru Bicara Otoritas Transit Metro Washington (WMTA), Morgan Dye, sebanyak 84 korban lain tengah dirawat di rumah sakit setempat.
Kabar tersebut tersiar melalui akun Twitter kantor pemadam kebakaran Washington DC, @dcfireems. Dalam kicauan tersebut, pemadam kebakaran mengabarkan bahwa sebanyak 84 penumpang dilarikan ke rumah sakit dan 200 orang dievakuasi dari stasiun, sementara satu personel pemadam kebakaran terluka.
Akibat insiden ini, stasiun kereta tersebut terpaksa ditutup sementara. Badan Keselamatan Transportasi Nasional, Polisi Transit Metro, dan departemen pemadam kebakaran langsung datang ke lokasi untuk meninjau dan meneliti penyebab kejadian. Dye menceritakan bahwa tim penyelamat tengah sibuk mengevakuasi penumpang, mereka tetap mencari sumber asap, tapi tak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Dye dan rekan-rekan mencari sumber asap, keadaan di stasiun dan sekitarnya kacau balau. Tak heran, stasiun tersebut terletak dekat gedung perkantoran dan terdapat pula Kantor Pos yang bermarkas di L'Enfant Plaza.
Salah seorang warga yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi, Alec Dubois, menuturkan kisahnya kepada
CNN."Orang-orang panik, berlarian. Petugas meminta kami untuk tenang. Ia bilang ia sedang berusaha untuk membawa kereta kami kembali ke stasiun. Kami tidak dapat sinyal telepon. Saya berusaha menelepon orang tua saya. Tiba-tiba ada benda hitam di mana-mana, benda itu ada di seluruh celana saya juga. Benda itu ada di bawah hidung kami juga. Kami tidak tahu itu apa," tutur Dubois.
Siswa Gonzaga College High School ini kemudian melanjutkan ceritanya dengan berkata, "Kami memutuskan untuk menuju ke satu pintu dan kami berjalan di tepi. Saat kami keluar dari stasiun, kami hanya memikirkan hidup kami karena kami tidak tahu apa yang terjadi."
Di sisi lain, seorang masinis bernama Lesley Lopez mengaku sedang berada di dalam kereta ketika peristiwa tersebut berlangsung. "Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, lalu saya mendengar suara, 'Keluar dari stasiun kereta!'"
Pengemudi senior ini kemudian melontarkan kritik terhadap proses evakuasi yang dilakukan. Menurut Lopez, evakuasi terlihat kurang persiapan. Bahkan, Lopez merasa kesulitan karena tidak diberikan instruksi evakuasi ataupun indikasi masalah yang terjadi. "Sangat mengecilkan hati saya karena tidak ada rencana dalam keadaan darurat," tukas Lopez.
Menanggapi peristiwa ini, Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, melansir sebuah pernyataan. Dalam tulisan tersebut, Bowser mengapresiasi reaksi cepat para petugas dan menyampaikan belasungkwa kepada keluarga korban meninggal.
(den/stu)