KARTUN NABI

Pendiri Charlie Hebdo Salahkan Pemred atas Kartun Nabi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 16 Jan 2015 12:26 WIB
Salah satu pendiri majalah Charlie Hebdo menyalahkan pemimpin redaksi majalah satire tersebut atas penerbitan kartun Nabi Muhammad yang memicu serangan.
Edisi Charlie Hebdo pekan ini laris terjual di sejumlah negara. Biasanya hanya dicetak sebanyak 60 ribu eksemplar, majalah Charlie Hebdo pekan ini dicetak sebanyak 3 juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam 16 bahasa. (Reuters/John Schults)
Paris, CNN Indonesia -- Henri Roussel, 80 tahun, salah satu pendiri majalah Charlie Hebdo, menyalahkan Stéphane "Charb" Charbonnier, pemimpin redaksi majalah satire tersebut, atas penerbitan kartun Nabi Muhammad yang diduga memicu serangkaian serangan di Paris, Perancis, pekan lalu.

Dalam sebuah artikel di majalah Perancis, Nouvel Obs, Roussel, yang biasa disebut dengan nama penanya, Delfeil de Ton menyatakan bahwa Charb "menyeret timnya" kepada kematian dengan menerbitkan kartun bergambar Nabi Muhammad yang kontroversial.

Sebelum kartun Nabi Muhammad diterbitkan pertama kali sebagai sampul majalah Charlie Hebdo pada tahun 2011, Roussel mengakui pernah bertanya kepada Charb, "Apa yang membuat kamu merasa perlu untuk menerbitkan kartun yang berlebihan ini?".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Roussel menyadari bahwa kartun nabi tersebut akan membawa masalah bagi majalah satire tersebut.

"Saya benar-benar menentang keputusanmu," kata Roussel kepada Charb, dalam artikel Nouvel Obs, dikutip dari The Independent, Kamis (15/1).

Dan benar saja, sesaat setelah edisi majalah bersampul kartun nabi diterbitkan, kantor majalah Charlie Hebdo dibakar oleh orang yang tak dikenal.

Dalam tulisannya tersebut, Roussel menyebutkan Charb anak yang luar biasa namun keras kepala.

"Saya rasa kami adalah orang-orang bodoh yang mengambil resiko yang tidak perlu. Kami pikir kami kebal, selama bertahun-tahun, bahkan lebih dari satu dekade. Namun, pada suatu hari, provokasi itu akan berbalik menyerang kami," kata Roussel, yang telah berkontribusi kepada majalah Charlie Hebdo, sejak majalah ini masih bernama Hara-Kiri Hebdo. 

"Dia seharusnya tidak menerbitkan kartun itu, tapi Charb melakukannya lagi setahun kemudian, pada bulan September 2012," kata Roussel.

Sampul majalah Charlie Hebdo edisi September 2012 kembali menampilkan gambar Nabi Muhammad, bertuliskan "100 cambukan jika Anda tidak mati tertawa!".

Di bawah tulisan itu, tulisan "Charlie Hebdo" pun berubah menjadi "Charia Hebdo", seolah menunjukkan pada edisi tersebut Charlie Hebdo mengusung hukum syariah.

Tak hanya di sampul majalah, gambar kartun Nabi Muhammad juga terdapat di dalam edisi tersebut, digambarkan tengah di kursi roda dan mengatakan "Anda tidak harus mengejek" . Kartun lain di dalam majalah itu mengambarkan Nabi tanpa busana.

Dikutip dari Telegraph, perseteruan di tubuh Charlie Hebdo tidak hanya sekali terjadi. Sebelumnya, Roussel juga pernah menyatakan majalah Charlie Hebdo kini telah berubah menjadi corong zionis dan Islamofobia.

Tuduhan itu dilontarkan Roussel setelah pemimpin redaksi sebelumnya, Philippe Val, memecat salah satu pendiri majalah lainnya, Maurice Sine, karena telah menerbitkan kartun pernikahan putra Nicolas Sarkozy, Jean Sarkozy, yang digambarkan menikahi ahli waris ritel Yahudi. Kartun tersebut dianggap anti-semit.

Slogan "Je suis Charlie" yang berarti "Saya Charlie" ramai digunakan untuk menunjukkan solidaritas atas korban serangkaian serangan di Paris, Perancis, pekan lalu. (Reuters/Francois Lenoir)
Meskipun mengungkapkan perseteruan di dalam manajemen Charlie Hebdo, Roussel menolak berkomentar soal serangan tiga hari di Paris yang menewaskan 17 orang tersebut.

"Saya menolak untuk berbicara di TV, radio, dan semua orang. Saya hanya mengemukakan pendapat saya untuk (majalah) Obs, dan saya tidak akan membicarakan masalah ini lagi," kata Roussel.

Namun, perseteruan yang diungkap oleh Roussel tersebut memicu kemarahan dari pengacara majalah Charlie Hebdo, Richard Malka.

"Charb bahkan belum seminggu dimakamkan. Tak ada gunanya Obs menerbitkan polemik tentangnya seperti itu," kata Malka, yang telah menjadi pengacara Charlie hebdo selama 22 tahun terakhir.

"Beberapa hari yang lalu, editor Nouvel Obs, Matthieu Croissandeau, berlinang air mata dan menyatakan tidak akan menyerah. Saya tak tahu maksudnya dengan menerbitkan polemik ini. Saya menolak untuk berfikir buruk, tapi saya kecewa sekali," kata Malka melanjutkan.

Sementara, editor Nouvel Obs, Croissandeau menyatakan penerbitan tulisan yang mengungkapkan perseteruan di tubuh Charlie Hebdo merupakan salah satu bentuk kebebasan berekspresi.

"Setelah berdebat, saya memutuskan untuk menerbitkannya, karena tulisan ini adalah pendapat dari salah satu pionir majalah Charlie Hebdo," kata Croissandeau, dikutip dari Telegraph, Kamis (15/1).

Penerbitan kartun Nabi Muhammad dinilai memicu serangkaian serangan di Paris pekan lalu. Serangan tiga hari yang dimulai dengan insiden penembakan di kantor Charlie Hebdo ini menewaskan total 17 orang.

Dua dari pelaku serangan, Said dan Cherif Kouachi, sempat meneriakkan, "Kami telah membalaskan Nabi," ketika menyerang kantor majalah itu.

Tiga pelaku penyerangan telah berhasil ditembak mati oleh kepolisian Perancis, sementara satu tersangka wanita hingga kini masih buron. 

Seakan tak jera, Charlie Hebdo kembali menerbitkan sampul bergambar kartun Nabi Muhammad pada pekan ini. Dalam sampul tersebut, Nabi Muhammad digambarkan tengah menangis dan membawa papan bertuliskan "Je suis Charlie", yang berarti "Saya Charlie". Pada latar kartun tersebut terdapat tulisan "Semua telah dimaafkan".

Edisi Charlie Hebdo pekan ini laris terjual di sejumlah negara. Biasanya hanya dicetak sebanyak 60 ribu eksemplar, majalah Charlie Hebdo pekan ini dicetak sebanyak 3 juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam 16 bahasa. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER