Paris, CNN Indonesia -- Air France menawarkan para penumpangnya edisi terbaru majalah satire Charlie Hebdo secara cuma-cuma. Maskapai penerbangan tersebut telah memborong 20 ribu kopi majalah tersebut sebagai tanda dukungan.
Tumpukan majalah tersebut disediakan di ruang duduk di bandar udara Charles de Gaulle dan Orly di Paris. Edisi dengan sampul bergambar Nabi Muhammad memegang tulisan "Je Suis Charlie" dengan headline bertuliskan "Semua Dimaafkan" ini dapat diboyong oleh semua penumpang ke tujuan manapun, termasuk ke Timur Tengah.
Seperti dilansir Telegraph (15/1), Charlie Hebdo memang didistribusikan gratis. Namun, setelah jatuhnya 12 korban jiwa saat terjadi penyerangan terhadap kantor majalah tersebut, perusahaan Air France berani membayar 3 euro (sekitar Rp43 ribu) untuk satu eksemplar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanyakan mengenai alasan pembelian tersebut, seorang juru bicara Air France menjawab, "Untuk mendukung pers Perancis saat ini."
Sementara itu, pemakaman dari lima korban serangan teroris di Perancis pekan lalu telah dilaksanakan pada Kamis (15/1) kemarin. Kelima orang yang dikebumikan itu adalah kartunis Georges Wolinski dan Bernard Verlhac alias Tignous, kontributor Bernard Maris dan Elsa Cayat, dan pengawal pribadi editor Stephanne Charbonnier, Franck Brinsolaro. Pemakaman tersebar di pusat dan barat daya kota Paris.
Selain itu, tersiar pula kabar bahwa sebelum ke Perancis, Amedy Coulibally, orang yang membunuh seorang polisi wanita dan empat sandera pada Jumat lalu, berkendara ke Madrid bersama kekasihnya, Hayat Boumeddiene, pada 30 Desember.
Pasangan ini menghabiskan waktu tiga hari dengan seseorang yang diduga akhirnya membantu Boumeddiene mencapai Suriah. Boumeddiene terbang ke Istanbul dan diperkirakan mengemudi ke perbatasan hingga akhirnya sampai di Suriah. Rekaman CCTV Turki menunjukkan rekaman saat
Boumeddiene berada di pos imigrasi bersama dengan seorang pria.
Kepolisian Perancis juga telah mempublikasikan foto senjata yang ditemukan di apartemen Coulibaly di daerah Gentilly, Perancis. Dalam gambar tersebut terlihat empat pistol Tokarev, sepucuk revolver, dan dinamit. Terdapat pula telepon selular, gas air mata, dan rompi antipeluru.
Presiden Francois Hollande menyatakan bahwa Perancis akan melindungi semua agama dan umat Muslim yang menjadi korban pertama dari kefanatikan, fundamentalisme, dan intoleransi.
"Islam dapat disandingkan dengan demokrasi dan kita harus menolak segala yang membingungkan (tentang ini)," ujarnya dalam sebuah pertemuan di Institute of the Arab World di Paris, Perancis.
(den/stu)