Paris, CNN Indonesia -- Kepolisian Perancis menangkap 12 orang pada Jumat (16/1), yang diduga terkait dengan kelompok militan pelaku penyerangan tiga hari di Paris, Perancis, pekan lalu.
Seperti dilaporkan Reuters, para tersangka ditahan atas dugaan membantu menyuplai senjata kepada para pelaku penyerangan.
Para tersangka berasal dari sejumlah wilayah di Paris, termasuk wilayah Montrouge, lokasi baku tembak yang menewaskan seorang polisi wanita pada Kamis (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas kereta api setempat menyatakan, penangkapan di sejumlah wilayah menyebabkan stasiun kereta api di Paris, Gare de l'Est sempat ditutup pada pukul 8.00 pagi waktu setempat. Namun stasiun tersebut dibuka kembali sekitar satu jam kemudian.
Hingga saat ini, polisi belum mengungkapkan para tersangka yang ditahan. Penyidik masih meneliti rantai serangan yang kompleks dilakukan oleh tiga pelaku penyerangan, yaitu dua warga Perancis keturunan Aljazair, Said dan Cherif Kouachi dan Amedy Coulibaly. Tersangka lainnya, Hayat Boumeddiene yang merupakan istri Coulibaly, hingga kini masih buron dan diyakini berada di Suriah.
Pada Kamis (15/1), penggeledahan apartemen Coulibaly, memungkinkan pihak kepolisian untuk mengidentifikasi kemungkinan pria yang menjadi tersangka keempat dalam serangan tersebut.
Polisi dan intelijen Paris menyatakan penyidikan kini tengah difokuskan kepada aliran uang dan pasokan senjata yang digunakan oleh tiga pelaku penyerangan tersebut.
Bertepatan dengan kunjungan Menlu ASSejumlah penangkapan di Paris bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry. Disambut oleh Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius, Kerry kemudian bertemu dengan Presiden Francois Hollande di dalam istana kepresidenan Elysee, lokasi di mana seorang polisi wanita ditabrak secara sengaja oleh empat tersangka tak dikenal pada Kamis (15/1).
Dalam kunjungannya tersebut, Kerry menyampaikan simpatinya atas serangan yang terjadi di Paris. Kerry sendiri, maupun pejabat tinggi AS lainnya, tidak hadir dalam pawai solidaritas di Paris pada Minggu (11/1).
"Rasa belasungkawa penuh dan tulus dari rakyat Amerika. Kita berbagi rasa sakit dan kengerian yang dialami warga Perancis," kata Kerry kepada Hollande, dikutip dari Reuters, Jumat (15/1).
Dalam pertemuan tersebut, Hollande menyamakan insiden penembakan di Perancis dengan serangan 9/11 pada 2001 lalu di New York.
"Bersama-sama kita hadapi semua ini. Itulah tujuan pertemuan kami hari ini, atas dasar persahabatan," kata Hollande.
Sebelumnya, dalam kejadian terpisah, polisi Belgia menembak mati dua orang tersangka teroris ISIS dan melukasi seorang lainnya, dalam upaya menggagalkan aksi terorisme. Sementara di Jerman, dua orang ditahan menyusul serangan di 11 properti terkait dengan kelompok ekstremis.
Peneliti Belgia tengah menyelidiki keterkaitan seorang pria yang ditahan di kota Charleroi atas dugaan perdagangan senjata, dengan Amedy Coulibaly.
Pengacara tersangka, Michel Bouchat, menyatakan kepada media Perancis bahwa kliennya tidak mempunyai hubungan dengan Coulibaly. Bouchat menyatakan kliennya hanya menjual mobil kepada Coulibaly.
Klien Bouchat yang belum diungkap identitasnya juga menghubungi polisi untuk memberikan informasi terkait keberadaan Hayat Boumedienne.
Serangan tiga hari di Paris, Perancis, pada pekan lalu, menewaskan 17 orang, termasuk lima kartunis Perancis ternama, empat warga Perancis keturunan Yahudi dan satu polisi wanita.
(ama/stu)