KONFLIK UKRAINA

Ratusan Tentara Rusia Sudah Masuk Ukraina

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 02:13 WIB
Pertempuran terjadi antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah konflik sebelah timur negara tersebut. Rusia dilaporkan menurunkan ratusan pasukannya.
Pertempuran terjadi antara pasukan Ukraina dan Rusia di wilayah konflik sebelah timur negara tersebut. Rusia dilaporkan menurunkan ratusan pasukannya. (Reuters/Alexander Ermochenko)
Luhanks, CNN Indonesia -- Ratusan pasukan Rusia dilaporkan telah menyusup masuk ke Ukraina untuk membantu tentara separatis pro-Kremlin. Pertempuran terjadi saat pasukan Ukraina mencoba menghadang laju tentara Rusia di wilayah timur negara itu pada Selasa (20/1).

Menurut juru bicara militer Ukraina, Andriy Lysenko, pertempuran sengit terjadi pada Selasa di zona konflik. Menurut Lysenko, ini adalah pelanggaran kesepakatan antara Rusia dengan Ukraina.

"Walaupun telah ada kesepakatan sebelumnya, unit militer Ukraina diserang di bagian utara zona operasional anti-teroris oleh pasukan formasi Rusia. Pertempuran masih terjadi di pos pemeriksaan Ukraina nomor 29 dan 31," kata Lysenko, merujuk pada wilayah dekat kota Slovyanoserbsk, sebelah utara Luhansk, dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia melanjutkan, tiga kelompok batalion taktis Rusia tambahan yang terdiri dari infanteri bermotor terlacak tengah berjalan menuju perbatasan Ukraina, begitu juga dengan divisi artileri Kremlin.

Sehari sebelumnya Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengatakan bahwa militer Rusia dan peralatan tempurnya telah masuk Ukraina. Diperkirakan Rusia mengirimkan tambahan 700 tentara baru ke wilayah perbatasan untuk masuk timur Ukraina yang dikuasai pasukan separatis.

"Saya telah berbicara dengan sekretaris dewan keamanan dan pertahanan nasional. Intelijen militer Ukraina mengonfirmasi bahwa personel militer dan perangkat tempur telah dikirim dari Rusia ke Ukraina," kata Yatsenyuk yang dikutip dari media pemerintah.

"Tank, sistem roket ganda GRAD, sistem BUK dan SMERCH, sistem intelijen radio elektronik tidak dijual di pasar lokal di Donetsk. Hanya Kementerian Pertahanan dan militer Rusia yang memilikinya," lanjur Yatsenyuk lagi.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tuduhan tersebut "omong kosong besar" dan sekali lagi membantah mendukung pemberontakan. Kremlin menuduh Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah menolak proposal penarikan pasukan yang diajukan Rusia pekan lalu.

Tentara pemerintah dan pemberontak pro-Rusia telah bertempur untuk menguasai sebelah timur Donetsk dan wilayah Luhansk sejak April lalu, setelah Rusia mencaplok Crime pada Maret.

Akibat langkah Rusia tersebut, negara Barat yang digawangi Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi dan embargo pada Kremlin.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER