PIDATO OBAMA

Obama Minta Partai Republik Tak Lagi Konfrontatif

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 12:15 WIB
Presiden Barack Obama menghimbau Kongres yang didominasi oleh Partai Republik untuk tinggalkan politik konfrontatif dan mendukung upaya membantu kelas menengah.
Presiden Obama mengajukan sejumlah usul yang akan ditentang oleh Partai Republik, dua tahun sebelum masa jabatannya berakhir. (Reuters/Mandel Ngan/Pool)
Washington, CNN Indonesia -- Presiden Barack Obama menantang Kongres yang didominasi oleh Partai Republik untuk keluar dari “pola lama melelahkan” dari politik konfrontasi dan mendukung upaya membantu kelas menengah melalui pajak lebih tinggi bagi kelompok kaya dan kesepakatan dagang.

Masalah perekonomian menghantui pemerintahan Obama sejak berkuasa enam tahun lalu, namun dalam pidato tahunannya ini Presiden Obama menyatakan kebijakan yang diambil telah membuahkan hasil dengan perbaikan di bidang ekonomi sehingga tingkat pengangguran kini tinggal 5,6 persen.

Obama mengatakan sekarang saatnya untuk “membuka halaman” dari resesi dan perang ke upaya membantu kelas menengah Amerika yang telah tertinggal dari pembangunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato tahunannya ini sesekali bernada damai dengan meminta satu semangat berkompromi, tetapi juga menantang dengan mengajukan usul yang tidak disukai oleh Partai Republik.

Obama juga bertekad untuk memveto setiap upaya partai Republik yang menguasai Senat untuk mencabut undang-undang layanan kesehatan dan kebijakan sepihak untuk mengendorkan imigrasi.

Dalam pidato pertama di Kongres sejak Partai Republik merebut kursi mayoritas Senat pada November lalu, presiden dari Partai Demokrat menegaskan tidak akan menyerah pada tekanan musuh politiknya, dan mendesak mereka untuk berdebat mengenai masa depan “tanpa menjelekan satu sama lain”.

“Bayangkan jika kita keluar dari pola lama yang melelahkan ini,” kata Obama. “Bayangkan jika kita mengambil langkah berbeda.”

Kebanyakan usul yang diajukan dalam pidato Obama ini yang meski populer di kalangan warga Amerika, tidak akan menjadi kenyataan karena tentangan Partai Republik dan juga karena Obama tidak lama lagi akan digantikan oleh presiden baru dalam pemilu 2016.

Tetapi usul pemerataan kekayaan akan meruncingkan perdebatan politik dalam pemilu presiden mendatang dan bisa membantu mantan Menlu Hillary Clinton yang menjadi favorit kandidat dari Partai Demokrat.

Membela Kebijakan Kuba

Di bidang kebijakan luar negeri, Obama membela keputusan memperbaiki hubungan dengan Kuba, dan mendesak Kongres mencabut embargo ekonomi AS terhadap Kuba yang sudah berlaku selama lebih dari 50 tahun,

Dia meminta anggota Kongres untuk meloloskan otorisasi baru untuk aksi militer terhadap militan ISIS untuk mengganti wewenang yang diberikan kepada mantan Presiden George Bush untuk melaksanakan perang Irak.

Anggota Kongres melambaikan pensil berwarna kuning sebagai isyarat dukungan terhadap kebebasan berbicara ketika Obama merujuk pada serangan di Paris yang menewaskan 17 orang.
Anggota Kongres AS melambaikan pinsil kuning sebagai dukungan kebebasan berbicara setekah serangan di majalah Charlie Hebdo. (Reuters/Mandel Ngan/Pool)
Obama mengulang kembali janji yang dikemukakan ketika pertama kali menjabat sebagai presiden dan berjanji untuk tidak berhenti dalam menutup penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba.

“Sudah saatnya menutup Gitmo,” kata Obama.

Dia mengatakan akan menghalangi upaya meningkatkan sanksi kepada Iran sementara perundingan terkait program nuklir negara itu masih berjalan.

Terkait sektor perdagangan, Obama mengatakan kepada anggota Kongres dari kedua partai bahwa dia ingin menyelesaikan perundingan kesepakatan dagang dengan Asia dan Eropa untuk mencetak lapangan kerja terkait ekspor.

Dia mendesak Kongres memberinya otoritas promosi perdagangan, yaitu kekuasaan untuk merundingan kesepakatan perdagangan bebas.

Partai Demokrat menentang pemberian otoritas ini karena khawatir kesepakatan perdagangan bebas akan berdampak negatif pada angkatan kerja AS.

Ketika memperingatkan bahwa Tiongkok berniat “mengatur wilayah yang paling cepat berkembang di dunia itu”, Obama mengatakan kedua partai justru harus memberinya otoritas itu sebagai upaya melindungi para pekerja Amerika, “dengan kesepakatan perdagangan baru dari Asia hingga Eropa yang tidak saja bebas, tetapi adil.”

Usul Sektor Pajak

Inti usul Obama untuk membantu kelas menengah adalah menaikkan pajak pada warga Kaya Amerika hingga US$320 miliar dalam 10 tahun untuk membayar kredit pajak yang lebih luas dan jaminan pendidikan bagi kelas menengah.

Usul untuk menaikkan pajak keuntungan dan dividen menjadi 28 persen dari 23,8 persen disambut baik oleh partai Demokrat yang mengincar pemilu presiden 2016.
Usul meningkatkan pajak bagi orang-orang kaya akan ditentang oleh Partai Republik yang justru ingin menurunkan pajak. (Reuters/Jonathan Ernst)
Dalam meminta tingkat pajak yang lebih tinggi ini, Obama menyalahkan para pelaku lobi atas sistem perpajakan yang sekarang berlaku karena dianggap banyak lubang yang dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan sehingga mereka tidak pernah membayayar pajak.

“Sistem pajak sekarang dipenuhi dengan konsesi yang tidak diperlukan kelompok kaya raya, tetapi tidak memberi kelonggaran bagi keluarga kelas menengah yang membutuhkan,” ujarnya.

Tetapi usul ini tampaknya akan layu sebelum berkembang karena penolakan dari Partai Republik.

“Mari kita hapus lubang-lubang pajak untuk menurunkan tingkat pajak - dan menciptakan lapangan kerja, bukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah,” ujar Joni Ernst, Senator dari Partai Republik. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER