Saudi Tunda Hukum Cambuk Aktivis Ateis

Amanda Puspita Sari/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 17:25 WIB
Setelah menerima hukuman cambuk sebanyak 50 kali, Raif Badawi, blogger ateis asal Arab Saudi diberikan penangguhan hukum cambuk pada Jumat (23/1).
Hukuman cambuk kepada Raif Badawi, yang kerap dilakukan di ruang publik, memicu kecaman dari masyarakat internasional. (Dok. Facebook/ Raif Badawi)
Riyadh, CNN Indonesia -- Setelah menerima hukuman cambuk sebanyak 50 kali, Raif Badawi, blogger ateis dan pemerhati hak sipil asal Arab Saudi diberikan penangguhan hukum cambuk pada Jumat (23/1).

Raif Badawi, adalah aktivis yang dinilai menghina Islam melalui sejumlah tulisannya di website "Free Saudi Liberal" pada 2008. Tulisan Badawi yang bertujuan untuk mendorong diskusi tentang Islam, khususnya tindakan polisi syariah dalam kehidupan pribadi warga Saudi dinilai sebagai buah pemikiran liberal.

Oleh karena tulisannya, Badawi ditahan atas tuntutan mengadopsi pemikiran liberal, pendiri situs libera dan penghina Islam. Pengadilan Jeddah, Arab Saudi menetapkan Badawi harus menerima hukuman 1.000 kali cambukan, yang akan dilakukan secara berkala, yaitu 50 kali cambukan setiap selesai shalat Jumat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badawi menerima 50 cambukan pertama pada hari Jumat pekan kedua bulan Januari tepatnya pada 16 Januari. Setelah itu, Badawi dibawa kembali ke dalam tahanan.

Badawi seharusnya menerima 50 cambukan lagi pada Jumat pekan ketiga Januari, namun hukumannya ditunda terkait kondisi kesehatan Badawi yang memburuk.

Amnesty International menyatakan komite medis yang terdiri atas delapan dokter telah memeriksa kondisi kesehatan Badawi di Rumah Sakit King Fahd di Jeddah dan menyatakan dia terlalu terluka untuk menjalani hukuman cambuk pada hari Jumat pekan ini.

"Daripada terus menyiksa Raif Badawi, pemerintah seharusnya dapat dengan terbuka mengakhiri hukuman cambuk kepadanya dan membebaskannya dengan segera dan tanpa syarat," kata Said Boumedouha, wakil direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara dari Amnesty International, seperti dikutip dari CNN, Kamis (22/1).

"Kondisi Badawi saat ini masih sangat beresiko. Tidak ada cara untuk mengetahui apakah pemerintah Arab Saudi akan mengabaikan saran medis dan melanjutkan hukuman cambuk," kata Boumedouha.

Hukuman cambuk kepada Badawi, yang kerap dilakukan di ruang publik, memicu kecaman dari masyarakat internasional.

Komisi HAM PBB meminta Arab Saudi pada Kamis (15/1) untuk berhenti menghukum Badawi dalam jangka waktu panjang.
 


(ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER