Dikira Anggota Geng, Puluhan Mahasiswa Meksiko Dibantai

Hanna Azarya Samosir/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 19:28 WIB
Penyelidikan pembantaian 43 mahasiswa di Meksiko menemui fakta baru berdasarkan pengakuan seorang tersangka yang merupakan anggota geng kriminal.
Penyelidikan pembantaian 43 mahasiswa di Meksiko menemui fakta baru berdasarkan pengakuan seorang tersangka yang merupakan anggota geng kriminal. (Reuters/Stringer)
Iguala, CNN Indonesia -- Pemerintah Meksiko mengungkap perkembangan penyelidikan dari kasus penculikan dan pembunuhan 43 mahasiswa yang menyeret Mantan Wali Kota Iguala, Jose Luis Abarca, sebagai tersangka pada Rabu (28/1).

Diberitakan Reuters (28/1), hasil persidangan menyatakan bahwa para mahasiswa tersebut dibunuh karena para pelaku yang merupakan anggota geng narkoba mengira mereka berasal dari kelompok saingan.

Peristiwa ini terjadi pada 26 September. Saat itu, 43 mahasiswa dari sebuah universitas di wilayah Ayotzinapa berkendara dengan bus dan van menuju Iguala untuk melakukan protes karena anggaran untuk kampus dinilai kecil. Sejak saat itu, tak terdengar lagi kabar dari mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak diragukan lagi para mahasiswa kehilangan nyawa mereka, kebebasan mereka, dan kemudian dibakar dan dibuang ke Rio San Juan," ujar Jaksa Agung Meksiko, Jesus Murillo, dalam konferensi pers.

Hal ini diperoleh dari pengakuan seorang pelaku dari geng kriminal Guerreros Unidos. Menurut petugas di kantor Kejaksaan Agung, Felipe Rodriguez, tersangka mengaku disuruh salah satu bosnya untuk mengekusi mati 43 mahasiswa itu dengan alasan mereka merupakan rival, yaitu Los Rojos.

"Pelaku kriminal mengira para mahasiswa adalah anggota geng rival mereka di daerah itu," papar Kepala Agen Investigasi Kriminal Kejaksaan Agung, Tomas Zeron.

Ini adalah fakta terbaru yang dikeluarkan oleh kepolisian Meksiko. Sebelumnya, pemerintah baru dapat memastikan bahwa para mahasiswa berseteru dengan polisi yang akhirnya menyerahkan mereka kepada Guerreros Unidos pada 26 September malam.

Sementara itu, proses penyelidikan lanjutan sulit dilakukan lantaran kondisi tubuh korban yang mengenaskan. Hingga berita ini diturunkan, baru satu jasad yang berhasil diidentifikasi.

Nama Abarca disebut sebagai dalang di balik insiden ini. Selain diduga melibatkan pihak kepolisian, Abarca juga menggandeng istrinya, Maria de los Angeles Pineda, untuk berkomplot melakukan penculikan tersebut.

Abarca dan istrinya ditangkap oleh polisi di Meksiko pada November lalu. Pada Senin (12/1), petugas pengadilan federal Meksiko menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan proses pemeriksaan atas keterlibatan Pineda dalam penculikan ini.

Insiden ini menunjukkan hubungan dekat antara politikus dengan kelompok kejahatan terorganisir di Meksiko. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER