Jakarta, CNN Indonesia -- Kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, bersama istrinya, Michelle Obama, ke Arab Saudi pada Selasa (27/1) lalu mengundang kontroversi. Michelle dianggap tidak menghormati adat umat Muslim karena tak mengenakan penutup kepala.
Begitu pentingnya aturan tersebut di Arab Saudi, sampai-sampai sempat tersiar kabar bahwa televisi Saudi menyensor muka Michelle dalam pemberitaan. Namun ternyata isu ini tidak terbukti.
Sekitar 1.500 cuitan di Twitter dengan tagar #Michelle_Obama_Unveiled juga menyerbu Michelle.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir CNN (28/1), mantan Ibu Negara AS, Laura Bush, juga tidak menutup kepalanya ketika berkunjung ke Arab Saudi pada 2007. Begitu pula dengan Hillary Clinton yang bertandang ke Arab Saudi pada 2010 sebagai Menteri Dalam Negeri AS. Bahkan, mantan Menteri Dalam Negeri AS, Condoleeza Rice, juga tidak menggunakan kerudung dalam lawatannya ke Arab Saudi pada Selasa (27/1).
Kendati demikian, banyak yang beranggapan bahwa keputusan Michelle ini memiliki makna khusus. Seorang kolumnis, Frida Ghitis, dalam tulisannya di CNN pada Rabu (28/1) menduga bahwa Michelle sengaja tidak memakai kerudung untuk menyampaikan makna politis.
Arab Saudi adalah negara yang penting bagi AS. Selain karena memiliki banyak minyak, Arab Saudi juga merupakan salah satu negara terkuat di Timur Tengah. Ghitis mengatakan bahwa AS dan Arab Saudi saling membutuhkan. Namun, beberapa aturan di Arab Saudi dianggap melanggar hak asasi manusia diantaranya terkait dengan hak-hak kaum perempuan.
Menurut Ghitis, selama berpuluh tahun, perempuan Arab Saudi meluncurkan protes atas pengekangan kebebasan kaum hawa di negaranya.
Sesuai hukum Islam, warga Saudi diwajibkan untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian. Tapi protes tak hanya berkisar di masalah pakaian. Mereka juga menuntut kesetaraan dalam kehidupan sosial. Wanita Saudi, misalnya, hingga saat ini tak diperbolehkan menyetir mobil.
Melalui sikapnya dengan tidak memakai penutup kepala, menurut Ghitis, Michelle ingin menunjukkan bahwa perempuan di AS bisa bebas berekspresi, bahkan mengambil peran dalam kehidupan bernegara.
Imbauan memakai kerudungBerlawanan dengan sikap Michelle, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tetap mengimbau masyarakat untuk menjunjung adat setempat jika ingin melancong ke Arab Saudi.
"Perempuan yang tidak memakai pakaian seperti ini bisa menghadapi konfrontasi dari Muttawa (polisi agama) dan dapat ditahan. Sementara kebanyakan insiden hanya menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa malu, ada potensi individu bisa ditahan, mendapat perlakuan kasar atau dideportasi," demikian kutipan pernyataan resmi kementerian seperti ditulis CNN pada Rabu (28/1).
Selain itu, pihak kementerian juga mengingatkan warga perempuan untuk meningkatkan kewaspadaan jika bepergian ke Arab Saudi tidak bersama pria yang dikenal. Kementerian menganggap ada kemungkinan terjadi pelecehan oleh warga Arab Saudi.
Jabatan tanganTak berhenti di persoalan kerudung, Michelle juga menuai kritik karena menjabat tangan Raja Salman yang baru saja naik takhta menggantikan kakaknya, Raja Abdullah, yang mangkat pada Jumat (23/1).
Secara umum, hukum Islam memang melarang pria menyentuh wanita yang tidak memiliki hubungan keluarga. Namun, aturan tersebut kerap dikesampingkan ketika ada kunjungan delegasi ke Kerajaan Arab Saudi.
Seorang wartawan yang ikut di dalam pesawat kepresidenan Amerika Serikat kemudian menjelaskan secara rinci kejadian kontroversial tersebut.
Ketika menuruni pesawat, Michelle berdiri tak jauh di belakang suaminya sambil memegang tas hitam dengan kedua tangannya. Michelle menunggu bagaimana gerak tubuh Raja Salman. Setelah sang raja menunjukkan gestur mengajak bersalaman, Michelle akhirnya menjabat tangannya sambil tersenyum dan menganggukkan kepala.
Bukan pertama kaliIni bukan kali pertama sikap Ibu Negara AS ini dicibir. Saat bertemu dengan Ratu Elizabeth II di Inggris pada 2009, nama Michelle ramai dipergunjingkan lantaran memeluk sang pemimpin kerajaan itu. Beberapa tabloid Inggris menekankan bahwa orang tidak boleh menyentuh tubuh ratu. Tak berapa lama rumor beredar, pihak media akhirnya memberikan konfirmasi bahwa Ratu Elizabeth ternyata menyambut pelukan Michelle.
Bukan hanya Michelle, Barrack pun tak jarang menerima kritik ketika melakukan lawatan luar negeri. Saat bertemu dengan Raja Abdullah dalam pertemuan G20 pada 2009, ia dikritik karena membungkuk ketika memberi salam. Menanggapi kecaman tersebut, seorang penjaga yang enggan diungkap identitasnya berkata kepada CNN, "Itu bukan membungkuk. Ia menjabat tangannya (Raja Abdullah) dengan dua tangan, dan ia (badannya) lebih tinggi dari Raja Abdullah."
Barrack juga menuai cibiran ketika membungkuk saat bertemu Kaisar Jepang, Akihito.
Mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney, mengatakan bahwa pemimpin Amerika tidak seharusnya membungkuk kepada siapapun. Membendung banjir kritik tersebut, salah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS berkata, "Itu adalah respons alami dari Presiden ketika pertama kali bertemu dengan kepala negara Jepang, untuk menunjukkan rasa hormat."
(stu)