Hyderabad, CNN Indonesia -- Sekitar 120 anak berusia sekitar enam tahun yang dipaksa bekerja diselamatkan pihak kepolisian India dalam razia yang diluncurkan di sejumlah pertokoan di pusat kota Hyderabad, Jumat (30/1).
Para pekerja anak tersebut ditemukan dalam ruangan yang disembunyikan oleh para pekerja toko ketika penggerebekan berlangsung. Sebagian besar pekerja anak ditemukan dalam keadaan sakit, berbadan kurus dan mengalami trauma.
"Mereka menderita berbagai penyakit kulit kronis dan kurang makan. Mereka trauma dan nampak terguncang," kata V. Satyanarayana, wakil komisaris polisi Hyderabad selatan, dikutip dari Al-Arabiya, Jumat (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka disimpan di kamar suram dengan ventilasi yang minim dan paparan gas berbahaya," kata Satyanarayana melanjutkan.
Kepada polisi, para pekerja anak mengungkapkan bahwa mereka dipaksa bekerja selama 16 jam sehari tanpa istirahat. Jika tidak menurut, mereka diancam dengan kekerasan dan tidak diberi makan
Banyak diantara para pekerja anak yang mengaku mereka berasal dari negara bagian utara kota Bihar yang terkenal miskin. Mereka dijual oleh orang tua kepada para pedagang anak dengan kisaran harga 5.000 Rupee, atau Rp1 juta hingga 10.000 Rupee, atau Rp2 juta per anak.
Polisi memulai razian besar-besaran terhadap puluhan toko yang terletak di gang-gang sempit dan padat penduduk untuk menemukan pekerja anak di bawah umur setelah mendapat infomasi dari aktivis pemerhati anak dan sejumlah informan polisi.
Pekan lalu, polisi berhasil menyelamatkan 220 anak dari hasil penggerebekan berbagai pertokoan di daerah selatan kota tersebut.
Hingga saat ini, sebanyak 31 pedagang anak dan penyalur ditangkap dan didakwa dengan tuduhan perbudakan anak
Satyanarayana menyatakan bahwa saat ini, polisi juga tengah berupaya untuk menyatukan kembali para pekerja anak dengan orang tua mereka.
"Kampanye melawan buruh paksa dan perdagangan akan terus berlanjut," ujar Satyanarayana.
Dalam siara televisi lokal, terlihat penggerebekan dilakukan pada kompleks pertokoan yang sempit dan kotor dan tanpa jendela. Anak-anak terlihat tengah bekerja tanpa memakai pakaian. Sejumlah anak lainnya terlihat meringkuk di sebuah ruangan gelap dan tampak bingung, ketika diselamatkan polisi.
Menurut data pemerintah India yang dirilis tahun lalu, sekitar empat juta anak-anak di India bekerja sebagai pembantu rumah tangga, penjaga restoran kaki lima dan menjadi buruh di pabrik produsen pakaian dan barang lainnya.
Namun, pengamat menilai, jumlah pekerja anak yang sebenarnya jauh lebih tinggi dari angka tersebut.
Usaha penghentian perbudakan anak telah dilakukan para aktivis India. Salah satunya adalah Kailash Satyarthi, yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun lalu atas usahanya untuk menghentikan pekerja anak, termasuk perdagangan anak yang disimpan sebagai budak.
(ama)