Pune, CNN Indonesia -- Seorang anak jalanan di Kota Pune, India, diusir dari restoran cepat saji McDonald's oleh salah satu karyawannya. Akibat kemarahan warga atas perlakuan diskriminasi ini, restoran tersebut terpaksa ditutup sementara.
Menanggapi kemarahan publik, pihak McDonald's India mengaku akan melakukan pelatihan ulang terhadap karyawannya jika diperlukan.
Menurut Channel News Asia (20/1), cerita ini merebak setelah seorang wanita hendak menraktir seorang anak jalanan sebotol minuman ringan di McDonald's cabang Pune.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama anak itu, wanita itu lantas mengantre di depan meja pelayanan. Alih-alih dilayani, anak tersebut malah diusir karena dianggap berpakaian tidak layak.
Wanita tersebut marah dan mengatakan bahwa dia yang meminta anak itu untuk mengantre dan akan membayar minumannya.
Usaha perempuan ini menjadi sia-sia ketika karyawan McDonald's tersebut mengatakan bahwa mereka tidak dapat membiarkan "orang semacam itu" masuk ke dalam restoran. Namun, tidak jelas apa maksud perkataan "orang semacam itu" yang diucapkan.
Wanita itu lantas mengeluarkan uneg-unegnya di situs jejaring sosial, lengkap dengan kronologi dan foto bukti pembayaran. Langkahnya ini menuai dukungan masyarakat yang langsung melakukan demonstrasi di depan restoran, memaksa cabang waralaba itu ditutup dan pemiliknya meminta maaf.
"Jika orang lain kaya dan saya miskin, mereka seharusnya tidak mendiskriminasi saya. Manusia adalah manusia. Saya tidak suka diskriminasi seperti itu terjadi," ujar ayah sang anak, Suresh Pawar, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Konflik antar kelasBerkomentar mengenai peristiwa ini, para psikolog dan aktivis sosial di India menganggap pemilik memang memiliki hak untuk menentukan siapa yang diizinkan masuk ke restorannya. Namun, mereka mengingatkan bahwa insiden ini telah menguak kembali isu kelas di India.
"(India) telah bertumbuh dengan baik, tapi (pertumbuhan) itu juga akhirnya menciptakan kelas. Orang yang termarjinalkan mungkin memiliki aspirasi sendiri, tapi mereka tidak dapat hal yang mereka inginkan. Jadi, saya pikir tantangan terbesarnya adalah mencoba menyediakan keuntungan pertumbuhan kepada orang miskin dan yang termarjinalkan," papar Direktur Insitut Ilmu Sosial, Ash Narain Roy.
Sementara itu, aktivis hak anak, Archana Sahay, mengatakan perlakuan diskriminasi semacam itu dapat menimbulkan dampak negatif terhadap sikap anak di masa depan.
"Diskriminasi berbasis kekayaan menciptakan kebencian dan kemarahan terhadap masyarakat. Ia akan melakukan hal serupa saat ia tumbuh. Seorang anak mungkin saja bertahan melawan kelaparan, tapi ia bisa saja tidak dapat bertoleransi terhadap ketidakhormatan," ucap Sahay.
Menanggapi kemarahan warga, McDonald's akhirnya memecat karyawan tersebut. Tak hanya itu, mereka juga siap untuk melakukan pelatihan ulang terhadap semua karyawannya.
(den)