Seoul, CNN Indonesia -- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengeksekusi Jenderal Pyon In Son, Kepala Angkatan Darat Rakyat Korea pada bulan lalu, dengan alasan berbeda pendapat.
Dilaporkan Washington Times, mengutip sumber sumber pejabat Korea Selatan, Pyon dieksekusi karena berbeda pendapat dengan Kim. Meskipun demikian, tak dijelaskan di bidang apa keduanya berbeda pendapat.
Menurut pejabat yang berbicara dengan syarat anonimitas, Kim kerap tidak percaya kepada militer Korea Utara. Pada November lalu, Kim memecat Ma Won Chun, pejabat Komisi Pertahanan Nasional atas tuduhan korupsi dan kegagalan mengikuti perintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Eksekusi Pyon mengirimkan pesan untuk mendisiplinkan militer," ujar Kim Yong Hyun, pakar studi Korea Utara di Universitas Dongguk di Seoul, dikutip dari Washington Times, Rabu (4/2).
"Eksekusi adalah simbol yang akan membantu mengencangkan loyalitas," kata Kim melanjutkan.
Jenderal Pyon dipromosikan menjadi jenderal bintang empat pada Maret tahun lalu. Namun, Pyon kemudian diberhentikan dari jabatannya pada bulan November lalu.
Hingga saat ini, situs Kementerian Unifikasi Korea Selatan masih mengidentifikasi dirinya sebagai seorang jenderal yang mengawasi operasi militer.
Kim kerap kali menerapkan eksekusi terhadap pejabat tinggi militer. Sejak mengambil kendali program senjata nuklir dan 1,2 juta tentara pada tahun 2011, Kim telah mengeksekusi 50 pejabat militer, dengan berbagai tuduhan, seperti korupsi, dan bahkan karena menonton sinema televisi Korea Selatan yang dianggap tindakan tercela.
Pada 2013, Kim juga mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Thaek yang telah membantu menjalankan pemerintahan ketika ayahnya, Kim Jong Il, berkuasa.
(ama)