Sandera Wanita AS Diduga Dipaksa Menikahi Anggota ISIS

Amanda Puspita Sari/CNN | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 09:59 WIB
Pejabat intelijen Amerika Serikat mengemukakan dugaan bahwa Kayla Mueller, sandera wanita AS yang telah tewas, dipaksa menikahi anggota militan ISIS.
Kayla Mueller, pekerja kemanusiaan wanita asal Amerika Serikat yang diduga tewas dalam serangan udara Yordania. (REUTERS/Mueller Family/Handout)
Arizona, CNN Indonesia -- Sejumlah pejabat intelijen Amerika Serikat mengemukakan dugaan bahwa Kayla Mueller, pekerja kemanusiaan asal AS yang tewas dalam penyanderaan ISIS, dipaksa menikahi anggota kelompok militan tersebut.

Pejabat pemerintah AS, yang berbicara kepada CNN dengan syarat anonimitas menyatakan bahwa menurut sumber intel yang dekat dengan kasus ini, Mueller berpasangan seorang anggota ISIS. Meskipun demikian, belum jelas apakah Mueller dijual atau dipaksa menikah dengan anggota militan tersebut.

Pejabat tersebut menyatakan, kemungkinan besar, Mueller diculik oleh kelompok militan lalu diberikan kepada seorang anggota ISIS untuk dinikahi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tewasnya Kayla pertama kali berhembus ketika ISIS mengklaim bahwa wanita berusia 26 tahun ini tewas dalam serangan udara yang diluncurkan Yordania di Raqqa, Suriah pada Sabtu (7/2). Yordania memutuskan membombardir markas ISIS di Irak, sebagai upaya balas dendam terhadap kematian pilot Yordania, Muath al-Kassasbeh yang dibakar ISIS hidup-hidup.

Klaim itu tidak serta merta dipercayai oleh keluarga Mueller dan pemerintah AS. Pasalnya, klaim ISIS tersebut tidak disertai bukti foto jenazah Mueller dan dinilai sebagai aksi propaganda untuk memecah hubungan Yordania dan AS.

Keluarga Mueller sebelumnya telah mengetahui anak mereka ditangkap di Aleppo, Suriah, pada 2013. Pada Mei tahun lalu, mereka mendapatkan pesan dari ISIS, menyatakan bahwa Mueller disandera dan masih hidup.

ISIS mengancam mereka akan membunuh Mueller jika keluarga tidak membayarkan uang tebusan senilai hampir US$7 juta pada 13 Agustus lalu. Namun, hingga saat ini, belum jelas apa yang terjadi setelah tenggat waktu lewat.

Paul Gosar, politisi partai Republik untuk Arizona menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha memfasilitasi sejumlah upaya negosiasi untuk membebaskan Mueller, namun semua upaya tersebut gagal.

Menurut Gosar, dalam salah satu upaya negosiasi, ISIS meminta Mueller ditukarkan dengan seorang tahanan yang ditahan di Texas, atas tuntutan bersekongkol dengan musuh.

Upaya negosiasi ini juga dikonfirmasi oleh Presiden AS, Barack Obama, yang menyatakan pemerintah telah berupaya membebaskan Mueller. Obama juga telah mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Mueller.

Juru bicara Badan Keamanan Nasional AS, Bernadette Meehan, berkata bahwa selama akhir pekan lalu ISIS mengirim pesan kepada keluarga terkait kematian Mueller, dengan menyertai foto Mueller yang penuh luka lebam.

Dalam pesan tersebut, ISIS juga menyertakan sebuah foto jenazah yang telah dipasangi kain kafan. Namun, foto tersebut tidak memberikan cukup bukti bahwa jenazah tersebut adalah Mueller.

"Setelah informasi ini telah dikonfirmasi oleh komunitas intelijen, mereka menyimpulkan bahwa Kayla meninggal," kata Meehan.

Sementara, Gubernur Arizona, Doug Ducey menginstruksikan pengibaran bendera setengah tiang hingga Rabu (11/2) sore sebagai tanda berbelasungkawa terhadap kematian Mueller.

Kayla Mueler adalah pekerja kemanusiaan yang berasal dari Prescott, Phoenix, AS. Menurut keterangan resmi yang dirilis pihak keluarga, dari kecil Mueller selalu terdorong untuk membantu orang lain.

Mueller lulus dari Northern Arizona University pada tahun 2009 dan bekerja untuk kelompok bantuan kemanusiaan di India utara, Palestina, dan Israel sebelum kembali ke Arizona untuk bekerja sebagai sukarelawan di klinik HIV/AIDS dan tempat penampungan wanita.

Mueller mengunjungi perbatasan Turki-Suriah pada Desember 2012 untuk membantu pengungsi Suriah, bekerja sama dengan Dewan Pengungsi Denmark dan kelompok bantuan Support to Life.

Mueller diculik ISIS ketika meninggalkan rumah sakit yangt terletak di sebelah utara kota Aleppo, Suriah, pada Agustus 2013 lalu. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER