Italia, CNN Indonesia -- Badan Pengungsi PBB mengatakan sekitar 300 migran dikhawatirkan tewas setelah kapal mereka tenggelam di Laut Mediterania.
Juru Bicara Komisaris PBB untuk Pengungsi, UNHCR, Andrej Mahecic lebih dari 110 orang tiba di pulau Lampedusa, Italia setelah diselamatkan kapal penjaga pantai Italia dan kapal komersial.
“Mereka mengatakan kepada UNHCR bahwa mereka berangkat pada Sabtu dari Libya dengan kapal karet, dan berada di laut selama beberapa hari tanpa makanan dan air,” ujar Mahecic.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UNHCR mengatakan hanya dua dari 107 penumpang di satu kapal yang selamat, sementar di kapal lain hanya tujuh dari 109 yang selamat.
Badan ini juga mengatakan laporan awal hanya menyebutkan bahwa 29 orang yang menumpang satu kapal kecil tewas karena kedinginan pada Sabtu (8/2).
Penjaga Pantai Italia terus mencari kapal karet ketiga, tetapi kondisi laut yang sulit menghalangi upaya ini.
“Ini tragedi besar dan menjadi pengingat bahwa akan lebih banyak nyawa yang hilang jika mereka yang berupaya mencari keamanan dibiarkan melawan laut sendirian,” kata Vincent Cochetel, direktur UNHCR Eropa.
Organisasi Internasional untuk Migrasi, IOM, mengatakan bahwa di seluruh dunia sejak tahun 2000 lebih dari 40 ribu migran tewas ketika melakukan perjalanan ke daerah tujuan mereka.
Setengah dari jumlah korban ini berupaya mencapai Eropa, sementara sekitar 6.000 kematian terjadi di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
Situasi di Eropa kini semakin buruk, tahun ini Italia mencatat 50 kematian migran, naik dari 12 pada periode sama tahun lalu.
Mayoritas para migran berasal dari Suriah dimana jutaan orang mencoba melarikan diri dari perang saudara yang sudah berjalan empat tahun.
Sebagian besar kecelakaan maritim melibatkan para penyelundup manusia yang membawa para migran di kapal tak layak layar dan terlalu penuh dengan penumpang.
“Keterbatasan mendapatkan migrasi yang aman dan teratus membuat para calon migran ini berpaling ke para penyelundup, sehingga sektor usaha yang tidak bermoral dan berbahaya bagi jiwa manusia ini berkembang,” ujar Frank Laczko, peneliti utama IOM.
“Migran yang tidak memiliki ijin ini bukan penjahat. Mereka adalah manusia yang memerlukan perlindungan dan bantuan, dan berhak dihargai.”
(yns)