Jakarta, CNN Indonesia -- Enam narapidana di penjara Taiwan merebut senjata dari gudang senjata dan menyandera penjaga dan sipil penjara pada Rabu (11/2).
Drama penyanderaan selama 14 jam itu itu akhirnya berakhir dengan keenam narapidana membunuh diri mereka sendiri.
Menurut seorang pejabat senior pada Kamis (12/1), para sandera, Warden Chen Shih-chih dan kepala penjaga Wang Shih-tsang, berhasil keluar dari penjara dengan aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Enam narapidana, semuanya bunuh diri,” kata Wakil Menteri Kehakiman Chen Ming-tang dalam komentar yang disiarkan di televisi Taiwan, dikutip dari Reuters.
Laporan-laporan media mengatakan para tahanan di kota pelabuhan Kaohsiung di Taiwan itu berpura-pura mencari bantuan medis pada Rabu sore dan meyandera beberapa penjaga sandera, berusaha untuk melarikan diri.
Mereka merebut kunci, namun tak bisa membuka pintu. Mereka mendobraknya, namun pintu itu justru merupakan gudang senjata.
Mereka mengambil senapan, pistol dan peluru dari gudang senjata penjara tersebut.
Chen, sipir penjara, dan penjaga Wang menukarkan diri mereka dengan sandera lainnya yang merupakan kepala penjara.
‘Tidak diperlakukan dengan baik’ Para narapidana mengeluhkan perlakuan tidak adil serta tunjangan yang kecil di penjara. (Reuters/Jimmy Tung) |
Sebelum para penyandera membunuh diri mereka, pihak berwenang berusaha untuk bernegosiasi dengan penyandera, yang dikenai hukuman penjara 10 tahun atau lebih, sementara ratusan polisi bersenjata mengepung penjara.
Dilansir CNN, para narapidana itu dipenjara atas berbagai tuduhan termasuk pembunuhan. Mereka mengeluhkan vonis mereka, perlakuan buruk di penjara, serta dibebaskannya mantan Presiden Chen Shui-bian karena persoalan medis, yang hukum penjara 20 tahun karena kasus korupsi.
Salah satu penyandera, diidentifikasi oleh media Taiwan sebagai Chen Li-te, adalah seorang anggota geng kriminal terkenal di Taiwan. Di media lokal, saat disandera ia mengeluarkan pernyataan.
Ia mengaku tak bersalah. “Saya tidak membunuh siapapun tapi saya harus dihukum 18 tahun penjara. Saya bukan satu-satunya yang tak bersalah di sini. Siapa yang akan membela kami?”
Ia lalu mengeluhkan tunjangan bulanan mereka yang sebesar NT$200 (setara Rp75 ribu) bahkan tak bisa membeli pakaian dalam, dan beberapa beberapa dari mereka juga mengajukan pembebasan bersyarat karena masalah kesehatan seperti sang mantan presiden namun ditolak.
Mereka menuntut untuk dibiarkan keluar dengan aman dengan menggunakan mobil melalui salah satu pintu penjara.
Tak hanya polisi bersenjata, keluarga para narapidana itu juga berada di luar penjara untuk membantu proses negosiasi.
Namun pada Kamis (12/2) pagi, Wakil Menteri Kehakiman Chen Ming-tang mengatakan mereka membunuh diri dengan menembak diri mereka masing-masing.
(stu)