Jakarta, CNN Indonesia -- Letupan kembali terjadi di wilayah timur Ukraina antara militer dengan separatis pro-Rusia pada hari kedua gencatan senjata. Juru bicara pertahanan Ukraina Andriy Lysenko melaporkan lima tentara Ukraina tewas dan 25 lainnya terluka dalam konflik bersenjata tersebut.
Seperti diberitakan CNN, Lysenko mengatakan sedikitnya 129 pelanggaran gencatan senjata telah terjadi, mulai dari tembakan senjata kecil hingga serangan mortir. Namun, separatis pro-Rusia juga menyalahkan Ukraina atas pelanggaran tersebut.
Dmytro Chalov, juru bicara militer Ukraina, mengatakan tembakan mortir menghajar daerah Mariupol, yang terletak di bagian timur Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gencatan senjata mulai berlaku lebih dari 24 jam sebelumnya, pada Sabtu (14/2) malam. Namun, hingga Senin (16/2) kedua belah pihak yang bertikai belum menarik senjata beratnya.
Chalov menuturkan tentara Ukraina baru akan menarik senjata berat ketika situasi sudah tenang. "Kami menekankan bahwa militer kami hanya akan menembak sebagai balasan," kata Lysenko kepada wartawan, Senin (16/2).
Gencatan senjata sendiri bertujuan untuk mengakhiri 10 bulan pertempuran di timur Ukraina. Namun, kurang dari 90 menit setelah dimulai, para pejabat Ukraina melaporkan tembakan mortir di sebuah pos militer di dekat Zolote di wilayah Luhansk.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengancam akan memberlakukan darurat militer di seluruh Ukraina jika separatis pro-Rusia tidak mematuhi gencatan senjata.
(ags)