Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Yahudi di Denmark menolak ajakan untuk pindah ke Israel usai serangan penembakan yang menewaskan dua orang di sebuah kafe dan sinagoga di Kopenhagen.
Ajakan itu disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada 2.500 warga Yahudi di Denmark. Dalam ajakannya yang sebelumnya juga disampaikan pada Yahudi di Perancis pasca insiden Charlie Hebdo, Netanyahu menyatakan akan menyambut baik mereka di negaranya.
"Israel adalah rumah kalian," kata Netanyahu di Yerusalem, dikutip Reuters, Minggu (15/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajakan Netanyahu ini disampaikan seiring ketegangan yang dialami oleh Yahudi di Eropa. Sebelum penyerangan di sinanoga Kopenhagen yang menewaskan seorang warga Yahudi, penembakan juga terjadi di toko kosher di Paris. PBB mengakui, sikap anti-semit tengah meningkat di Eropa.
Kendati keamanan mereka terancam, namun masyarakat Yahudi di Denmark menolak ajakan Netanyahu untuk pindah ke Israel.
"Kami menghargai undangan tersebut, tapi kami warga Denmark, ini adalah negara kami," kata Dan Rosenberg Asmussen, kepala Perhimpunan Yahudi di Denmark, usai menyampaikan belasungkawa di sinagoga tempat penembakan.
Penembakan terjadi pada Sabtu pekan lalu, dimulai dari sebuah kafe yang tengah mengadakan diskusi, menghadirkan kartunis kontroversial Lars Vilks, berlanjut ke penyerangan ke sinagoga Krystalgade. Peristiwa itu menewaskan dua orang dan melukai enam orang lainnya.
Kepolisian Denmark belum merilis identitas pelaku, namun media di Denmark memberitakan bahwa pelaku bernama Omar Abdel Hamid El-Hussein, yang
baru keluar dari penjara dua pekan lalu setelah menjalani hukuman akibat menikam kaki pemuda 19 tahun dengan pisau di dalam kereta pada 2013. Informasi ini belum mendapatkan konfirmasi dari kepolisian Denmark.
Polisi masih terlihat ramai di jalan-jalan kota Kopenhagen. Masyarakat Yahudi mengaku merasa aman, sehingga tidak perlu sampai pindah ke Israel.
"Saya merasa sama amannya berada di jalan hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Kita tidak bisa melakukan apa pun terkait ancaman ini, itu adalah risiko yang akan terus ada," kata anggota komunitas Yahudi Bent Bograd, seraya meletakkan bunga tanda duka cita di sinagoga.
Yahudi masuk ke Denmark sejak 100 tahun lalu, dan kebanyakan mereka selamat dari petaka Holocaust, walau sempat diduduki Nazi pada Perang Dunia II. Saat itu, warga Denmark ramai-ramai membantu masyarakat Yahudi kabur ke negara tetangga Swedia.
Hanya sedikit yang kembali ke Denmark dari Swedia. Umat Yahudi Denmark hidup tentram sampai penyerangan Israel ke Hamas yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina. Usai serangan itu, sekolah Yahudi yang berusia 210 tahun dirusak, dicoreti dengan kata-kata anti-semit.
Yair Melchoir, ketua rabbi di Kopenhagen, juga menolak mentah-mentah ajakan Netanyahu untuk pindah ke Israel.
"Teroris jangan sampai mengendalikan kehidupan kita. Kita perlu konsentrasi hidup senormal mungkin setelah situasi sulit ini. Komunitas Yahudi di Kopenhagen sangat kuat," kata Melchoir.
(den)