Liberia, CNN Indonesia -- Liberia membuka kembali wilayah perbatasannya yang ditutup selama wabah Ebola terjadi, sebuah pertanda positif di negara yang menjadi pusat muasal virus mematikan tersebut.
Presiden Ellen Johnson Sirleaf juga menghapuskan jam malam yang diberlakukan pada Agustus untuk membantu mengatasi penyebaran virus. Perintahnya, yang berlaku pada Minggu lalu, datang pada saat bersamaan dibukanya kembali sekolah setelah tutup lima bulan, seperti dikutip dari CNN, pada Selasa (24/2) pagi.
Virus Ebola telah membunuh sekitar 9.365 orang mayoritas di Guinea, Sierra Leone dan Liberia, menurut keterangan dari badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO). Sekitar 3.900 kematian terdapat di Liberia, negara yang terkena dampak parah dari wabah Ebola. Banyaknya kematian di Liberia akibat wabah Ebola menyebabkan negara tersebut sempat mengumumkan kekurangan kantung jenazah tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, setelah perjuangan panjang melawan Ebola, pada Oktober tahun lalu, WHO mengatakan jumlah kasus baru di Liberia menurun. Hal tersebut dibuktikan dengan lebih sedikit pemakaman, dan lebih sedikit rumah sakit yang disesaki pasien Ebola.
Menurunnya KasusDalam info paling terkini, badan WHO melaporkan dua kasus baru di Liberia hingga 15 Februari tahun ini. Minimnya kasus baru di Liberia berkebalikan dengan negara Afrika lainnya yang juga terjangkit wabah Ebola. Misalnya, WHO mencatat 52 kasus baru dilaporkan di Guinea. Sementara, di negara Sierra Leone jumlah kasus baru mencapai 74.
Liberia lantas menutup wilayah perbatasannya dengan Sierra Leone dan Guinea pada Juli tahun lalu sebagai respon atas merebaknya wabah. Namun, Presiden Ellen mengatakan wilayah perbatasan tersebut akan kembali dibuka pada Minggu.
Meskipun Presiden Ellen mengemukakan optimisme namun dia memperingatkan untuk tidak berpuas diri.
"Kementerian Kesehatan telah diminta untuk memastikan adopsi dan implementasi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus melalui wilayah penyeberangan manapun," ujarnya dalam sebuah pernyataan. "Anggota dari pasukan keamanan gabungan telah ditugaskan di perbatasan dan diwajibkan bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk memastikan kesesuaian dengan protokol kesehatan kapanpun."
Virus Ebola menyebar dengan kontak langsung melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
(utd)