Saint Paul, CNN Indonesia -- Sehubungan dengan ancaman terhadap Mall of America di Minnesota oleh kelompok militan Somalia, Al-Shabaab, pekan ini, Jaksa Agung Amerika Serikat, Eric Holder meminta para operator pusat perbelanjaan di Amerika Serikat untuk meningkatkan keamanan dengan cara perbanyak petugas keamanan, kamera dan teknik keamanan lainnya.
"Saya pikir kita harus meningkatkan kepekaan kita untuk apa yang terjadi di dalam perusahaan komersial," kata Holder dalam sebuah wawancara dengan CNN yang ditayangkan pada hari Jumat (27/2).
"Merupakan hal yang bertanggung jawab bagi operator mal untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menjaga dan membuat orang-orang aman. Mereka hanya ingin menjalani kehidupan sehari-hari mereka," kata Holder.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara terpisah dengan Politico, yang juga diterbitkan pada hari Jumat, Holder berniat menurunkan standar pembuktian untuk pelanggaran hak-hak sipil. Hal ini akan membuat pemerintah federal AS lebih mudah mengajukan tuntutan dalam kasus-kasus mendatang.
"Saya pikir jika kita menyesuaikan standar tersebut, kita dapat membuat pemerintah federal bekerja lebih baik, dan membuat kita menjadi bagian dari proses dengan cara yang tepat untuk meyakinkan rakyat Amerika bahwa keputusan yang dibuat oleh orang-orang yang bebas dari konflik kepentingan," kata Holder kepada Politico.
Rekaman Al-Shabaab untuk menyerang pusat perbelanjaan AS muncul dalam sebuah rekaman video yang dirilis pada pekan ini, dan meminta pendukungnya meluncurkan serangan di mal.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johson juga menyatakan bahwa ancaman dari kelompok militan yang berbasis di Somalia tersebut merupakan ancaman yang serius, dan meminta warga untuk lebih berhati-hati.
"Setiap kali kelompok teroris mengajak orang melakukan serangan di satu tempat tertentu, kami menanggapinya dengan serius," kata Johnson terkait kemungkinan penyerangan di Mall of America, salah satu kompleks perbelanjaan terbesar di dunia.
Mall of America adalah satu pusat perbelanjaan milik swasta yang besar di Bloomington, Minnesota, dan setiap tahun dikunjungi oleh sekitar 40 juta orang. Tempat ini memberi sumbangan hampir US$2 miliar per tahun pada kegiatan perekonomian negara bagian Minnesota.
Minnesota menjadi lokasi sejumlah besar warga asal Somalia.
Para petugas penegak hukum AS sejak lama khawatir dengan potensi radikalisasi sejumlah anggota komunitas ini.
Sementara, Departemen Kehakiman baru-baru ini menutup penyelidikan atas penembakan Trayvon Martin, seorang remaja kulit hitam yang tidak bersenjata, yang ditembak oleh pria bersenjata bernama George Zimmerman.
Departemen Kehakiman tidak mengajukan tuntutan terhadap Zimmerman atas alasan "tidak cukup bukti."
Holder sendiri menyatakan telah mengundurkan diri dan akan digantikan oleh Jaksa Agung yang telah dipilih oleh Senat, Loretta Lynch, pekan depan.
(ama)