London, CNN Indonesia -- Selama beberapa bulan pada musim semi tahun 2009, badan intelijen Inggris MI-5 diam-diam mengawasi empat orang terduga teroris yang diyakini merencanakan serangan yang mengancam keamanan nasional Inggris.
Dengan memberikan mereka nama julukan, yaitu Small Panel, Glass Pendant, Happy Skater dan Regional Difference, agen MI-5 mengamati empat tersangka teroris yang disebut-sebut termasuk dalam "jaringan teroris sangat besar" oleh mantan perdana menteri Inggris, Gordon Brown.
Salah satu dari empat tersangka tersebut adalah Abid Naseer, 28 tahun, pria asal Pakistan yang mendapat nama julukan Small Panel atau panel kecil, yang diadili di pengadilan New York pada Selasa (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah agen MI-5 bersaksi mereka mengawasi Naseer dan tiga terduga teroris lainnya dalam operasi yang disebut Operasi Pathway. Namun, agar identitas asli para agen tidak terbongkar, mereka harus mengenakan topeng,
make-up tebal, dan bahkan rambut palsu.
Para agen mengungkapkan bagaimana mereka telah mengamati para tersangka termasuk pergi ke serangkaian lokasi di Cheetham Hill di daerah Manchester, termasuk ke sejumlah alamat pribadi, kafe dan masjid.
Jaksa di AS menyatakan bahwa Naseer, sedang merencanakan untuk meledakkan Manchester Arndale Shopping Centre sebagai bagian dari rencana al-Qaidah. Dia mengaku tidak bersalah dan membela diri.
Satu agen, seorang wanita berkulit putih muda yang diidentifikasi sebagai Saksi 1488, memakai kacamata tebal, lipstik merah terang dan dengan rambut ikal tebal. Sang agen bersaksi di pengadilan bahwa dia telah mengamati Naseer yang bepergian ke beberapa lokasi di Manchester dan Liverpool selama beberapa minggu.
Sang agen wanita menyatakan suatu hari dia mengamati Naseer ketika Naseer tengah bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah bangunan.
"Dia mengenakan jaket yang gampang terlihat. Lokasi itu dekat dengan Bandara Manchester," kata sang agen, dikutip dari The Independent, Selasa (24/2).
Agen MI-5 lainnya adalah seorang pemuda yang tampaknya berasal dari Asia Selatan dan diidentifikasi sebagai Saksi 1498. Sang agen tersebut bersaksi di pengadilan dia juga bekerja sebagai pengawasan operasi.
"Tugas saya adalah untuk melaksanakan pengawasan terhadap tindakan yang diduga mengancam keamanan nasional," katanya.
Jaksa di AS menyatakan bahwa Naseer berencana untuk meledakkan Pusat Perbelanjaan Manchester Arndale sebagai bagian dari rencana serangan al-Qaidah. Namun, Nasser mengaku tidak bersalah dan membela diri.
Pengadilan juga memutar rekaman pengawasan yang direkam oleh agen MI-5 saat mereka mengamati para tersangka di berbagai lokasi.
"(Rekaman) ini menunjukkan Glass Pendant dan Small Panel tengah berjalan bersama-sama," kata seorang agen jaksa pemerintah.
Namun, dalam rekaman tersebut, tidak terlihat para tersangka membawa atau merancang bahan peledak. Salah satu agen, yang diidentifikasi sebagai Saksi 1161 menyatakan tidak pernah melihat Nasser melakukan tindakan kriminal.
"Gerak-geriknya tidak menunjukkan tindakan yang perlu mendapat perhatian (khusus)," kata sang agen.
Naseer adalah salah satu dari 12 orang yang ditangkap di Inggris atas kecurigaan tuduhan bergabung dengan sel teroris yang didukung al-Qaidah. Setelah tidak ada bahan peledak yang ditemukan, para tersangka dibebaskan tanpa dikenakan hukuman apapun, namun mereka diminta untuk meninggalkan Inggris. Nasser akhirnya dideportasi ke AS dua tahun lalu.
Sejumlah jaksa federal menuduh Naseer merencanakan serangan di pusat perbelanjaan Manchester dan sistem kereta bawah tanah New York. Pengadilan ini menunjukkan senyawa yang berasal dari tempat persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan yang ditemukan oleh pasukan khusus AS pada musim semi 2011.
Pemerintah Inggris khawatir identitas asli para agen akan terungkap, karena mereka masih aktif menjalani tugas intelijen.
Pengadilan tersebut tidak dapat dihadiri oleh awak media. Hakim Agung Dearie mengatakan kepada seniman sketsa pengadilan bahwa mereka bisa menggambar para agen Inggris yang memberikan kesaksian, namun mereka harus digambarkan dengan "wajah kosong dan potongan rambut yang umum".
Para agen bahkan harus berbicara dengan aksen yang berbeda, namun terkesan dipaksakan. Agen wanita yang dijuluki Saksi 1488, menggunakan aksen masyarakat papan atas di Surrey. Sedangkan agen keempat, Saksi 8842, tampaknya mencoba menghilangkan aksen Skotlandia, dan menggunakan aksen Geordie.
(ama/stu)