Venezuela Perintahkan Pengurangan Staf Kedutaan AS

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 16:29 WIB
Venezuela memerintahkan kedutaan AS di Caracas untuk mengurangi stafnya dari 100 orang menjadi 17 orang dalam 15 hari.
Presiden Maduro mengatakan staf kedutaan Venezuela di Washington hanya 17 orang, dan jumlah itu harus seimbang. (Reuters//Jorge Silva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Venezuela memerintahkan kedutaan besar AS di Caracas untuk mengurangi staf mereka dari 100 menjadi 17 orang di tengah hubungan kedua negara yang memburuk sejak Presiden Nicolas Maduro dari partai Sosialis terpilih pada 2013.

Maduro, yang seperti pendahulunya Hugo Chavez sering mengadu tanduk dengan Washington, akhir-akhir ini mengeluarkan tuduhan bahwa Amerika Serikat berusaha untuk menggulingkannya.

Langkah itu adalah salah satu yang paling signifikan dalam dua tahun pemerintahan Maduro, meski AS di lain pihak mengatakan itu hanyalah taktik Maduro untuk mengalihkan perhatian dari persoalan ekonomi negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka punya 15 hari untuk mengurangi kedutaan mereka menjadi 17 orang,” kata Menteri Luar Negeri Delcy Rodriguez setelah pertemuan dengan Kuasa Usaha AS Lee McClenny, diplomat Washington yang paling senior di Venezuela.

Maduro mengatakan terdapat 100 staf bekerja di kedutaan AS di sebuah bukit yang menghadap Caracas. Sementara Venezuela hanya memiliki 17 orang staf di Washington, sehingga menurut Maduro, kedutaan kedua negara harus setara.

Akhir pekan lalu, Maduro mengumumkan bahwa pemerintahannya telah menahan warga AS, termasuk seorang pilot, atas dugaan spionase. Identitas pilot masih belum jelas.

Empat misionaris Amerika yang ditahan untuk diinterogasi selama beberapa hari telah di bebaskan.

Tak berdasar

Di lain pihak, otoritas AS mengatakan mereka tak memiliki informasi tentang pilot tersebut atau warga lain yang ditahan.

Washington juga berulang kali telah menyangkal keterlibatan mereka dalam politik Venezuela. “Banyak sekali wacana anti-Amerika yang dikeluarkan oleh pemerintah Venezuela tanpa dasar yang jelas,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf.

Pemimpin Venezuela mengumumkan pengurangan staf kedutaan dalam sebuah pidato pada Sabtu (28/2), saat ia juga membacakan “dafar teroris” dari politisi AS, termasuk mantan Presiden George W. Bush dan Senator asal New Jersey Bob Menendez, yang dilarang masuk ke Venezuela.

Venezuela juga memberlakukan aturan baru yang mengharuskan warga AS untuk mengajukan visa sebelum masuk ke negara itu.

Meski AS memang memberikan dukungan kepada percobaan kudeta terhadap Chavez pada 2002, kelompok oposisi Venezuela menganggap tuduhan terbaru ini hanya sebagai sandiwara untuk menutupi resesi ekonomi yang sedang melanda Venezuela, yang kini bahkan kekurangan berbagai macam kebutuhan dari tisu toilet hingga obat-obatan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER