Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI, melakukan penggerebekan ke lebih dari tiga lusin "hotel bersalin" di selatan California, AS, yang diduga menampung para ibu pencari kewarganegaraan AS bagi bayinya.
Diberitakan
CNN, Rabu (4/3), situs "turis bersalin" yang diserbu tersebut termasuk kompleks apartemen di Los Angeles, Orange, dan San Bernardino. Pemukiman tersebut diperkirakan menampung kebanyakan perempuan dari Tiongkok yang berani merogoh kocek hingga US$15-50 ribu atau setara Rp194-648 juta demi melahirkan di AS. Anggaran itu belum termasuk biaya melahirkan.
Menurut dokumen pengadilan, kebanyakan perempuan Tiongkok ingin melahirkan di AS lantaran negara tersebut menjanjikan kewarganegaraan AS bagi siapapun yang dilahirkan di tanah AS. Pada 2012, sekitar 10 ribu wanita Tiongkok melahirkan di AS, melonjak lebih dari dua kali lipat dari 2008 yang hanya mencapai 4.200 kelahiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta tersebut terungkap dalam surat pernyataan yang diajukan ke Pengadilan Federal California oleh agen Investigasi Keamanan Dalam Negeri, Eric Blair pada Senin (2/3). Ia meminta hakim mengeluarkan surat perintah pencarian bangunan apartemen perusahaan yang diduga menawarkan paket "wisata bersalin", Rancho Cucamonga, guna menghimpun sejumlah besar uang tunai dan bukti selundupan serta kejahatan.
Masih merujuk pada dokumen pengadilan, pihak berwenang kini tengah mencari bukti dari indikasi adanya pihak yang membawa dan menampung pengunjung tidak terdaftar, konspirasi, penipuan, serta penyalahgunaan visa dan izin, penggelapan pajak dan pajak palsu, dan kegagalan yang disengaja atas laporan bank asing dan rekening keuangan.
"Pelaku skema penipuan visa biasanya meminta biaya sebesar US$40 ribu hingga US$60 ribu yang dapat dipenuhi oleh orang kaya Tiongkok," tulis Blair dalam surat pengadilan.
Blair mengungkap bahwa rumah-rumah bersalin tersebut "secara umum akan menyarankan klien warga negara luar untuk masuk melalui jalur terbang tujuan wisata seperti Hawaii atau Las Vegas dan menghindari bepergian langsung menuju Bandar Udara Internasional Los Angeles.
Saran ini dikeluarkan karena adanya peningkatan keamanan oleh pejabat di bandara LAX berdasarkan banyaknya penipuan visa serta pernyataan dan dokumen palsu yang diterima para pejabat CPB (Badan Keamanan Perbatasan AS) selama satu dekade terakhir terkait dengan pariwisata bersalin."
Dalam penuturan selanjutnya, Blair membongkar bahwa banyak keluarga Tiongkok menginginkan anak berkewarganegaraan AS karena paspor luar negeri dapat menjadi tiket mereka untuk hijrah dari Tiongkok jika polusi dan keamanan makanan di negaranya semakin mengkhawatirkan.
"Berdasarkan hasil investigasi hingga saat ini, nampaknya para perempuan membayar tunai kunjungan sebelum melahirkan dan biaya melahirkan. Sebagai bagian dari paket tersebut, klien dijanjikan akan mendapatkan nomor Keamanan Sosial dan paspor AS untuk bayi mereka yang akan dibawa oleh para ibu ketika meninggalkan AS," papar salah satu pihak berwenang AS yang enggan diungkap identitasnya seperti dikutip CNN.
Di lain pihak, menurut Presiden Tiongkok Xi Jinping, merebaknya kampanye anti-korupsi juga menyebabkan para orang kaya gusar.
"Jika situasi ekonomi dan politik tidak menentu dalam suatu negara, anak-anak tersebut sudah memiliki tujuan pergi. (Anak-anak itu) akan menyokong orang tua mereka saat sudah berusia 21 tahun," ungkap profesor hukum dari University of Californai, Berkeley, kepada CNN.
Keinginan untuk hengkang dari Tiongkok biasanya dialami oleh para orang berpunya. Hampir dua pertiga warga Tiongkok yang memiliki harta US$1,6 juta di bank merencanakan atau sudah beremigrasi.
Salah satunya adalah Felicia He, 27, yang mengatakan bahwa ia menghabiskan dana puluhan ribu dolar untuk melahirkan di California tahun lalu.
"Saya mulai menyiapkan diri untuk melakukan perjalanan pada akhir kuartal ketiga (kehamilan) saya. Saya bertanya kepada teman-teman saya yang sudah pernah melahirkan di AS mengenai rekomendasi dokter, lalu saya menemukan tempat untuk tinggal di satu wilayah selama beberapa bulan dan membeli tiket pesawat saya," tuturnya.
Felicia mengatakan bahwa paspor AS bagi bayinya sangat berarti sebagai akses peluang pendidikan yang lebih baik. Status kewarganegaraan luar membuka pintu ke sekolah-sekolah internasional eksklusif di Beijing. Tak hanya itu, paspor tersebut juga membuka kesempatan bagi anaknya untuk menduduki bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi di luar negeri.
Namun di samping semua itu, masih ada satu kendala. Memegang paspor AS, berarti bayi tersebut harus membayar pajak-pajak AS.
(stu/stu)