Donetsk, CNN Indonesia -- Ledakan tambang terjadi di Ukraina pada Rabu (4/3), membuat puluhan penambang terjebak.
Diberitakan Reuters, hingga saat ini sepuluh penambang ditemukan tewas di pertambangan batu bara di Donetsk, wilayah yang dikuasai kelompok separatis. Sebanyak 23 penambang lainnya diduga terjebak dan belum diketahui nasibnya.
Sebelumnya ketua parlemen Ukraina Volodymir Groysman mengatakan bahwa 32 penambang tewas dalam peristiwa itu. Namun dia mengoreksi pernyataannya dan mengatakan baru satu yang ditemukan tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas pertambangan tersebut mengatakan bahwa ledakan terjadi akibat gas methane, tidak ada hubungannya dengan pertempuran antara separatis yang didukung Rusia dan pemerintah Ukraina.
Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk mengatakan bahwa separatis yang menguasai wilayah tersebut melarang tim penyelamat Ukraina masuk ke lokasi bencana. Dia menyerukan Rusia untuk memberitahu separatis agar memperbolehkan tim penyelamat masuk.
"Kalian membuat jutaan warga Ukraina di Donetsk dan Luhansk tersandera dan sekarang melukai keluarga penambang dengan tidak memperbolehkan bantuan masuk," kata Yatsenyuk.
Namun, perwakilan Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin, membantah klaim Ukraina tersebut. Dikutip kantor berita DAN, Pushilin mengatakan bahwa Ukraina sama sekali tidak menawarkan bantuan untuk penyelamatan.
Lagipula, lanjut dia, separatis Donetsk hanya akan meminta bantuan Rusia dan kelompok pemberontak lainnya jika memang diperlukan, bukan Ukraina.
Ledakan terjadi sekitar pukul 6 pagi waktu setempat saat sekitar 230 penambang tengah bekerja. Sebanyak 157 di antaranya langsung dievakuasi, termasuk 14 yang terluka dan satu tewas.
Sebanyak 15 tim penyelamat yang diturunkan ke lokasi, berhasil menemukan sembilan jenazah lainnya, sementara puluhan orang masih terjebak.
(den)