Jakarta, CNN Indonesia -- Merebaknya kabar soal 16 WNI yang menghilang di Turki, Istanbul, pada 24 Februari lalu memunculkan dugaan bahwa mereka bergabung dengan kelompok militan ISIS.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa hal ini masih berupa dugaan yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
"Ya tentu kita tak tahu itu benar atau tidak, kan. Tentu yang tahu itu keluarganya, mungkin dia berhubungan dengan keluarganya," kata JK, di kantor wapres, Jumat (6/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, menambahkan bahwa pemerintah tidak pernah mendukung masyarakat untuk bergabung dengan kelompok militan tersebut.
"Kalau ISIS, kita tak pernah dukung agar orang Indonesia ikut ISIS. Itu kan suatu hal yang tak sesuai dengan prinsip kita dan agama. Ya, kita harapkan mereka bisa ketemu kembali," kata JK melanjutkan.
JK juga menyatakan bahwa saat ini belum banyak informasi terkait 16 WNI yang menghilang setelah memisahkan diri dari kelompoknya ketika mengikuti paket wisata ke Istanbul.
Menurut JK, masih terdapat dugaan bahwa 16 WNI tersebut mungkin saja masih melanjutkan wisatanya.
"Kan belum tentu hilang, mungkin saja mereka tur. Namanya dugaan, kita belum bisa komentari dugaan," kata JK.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kemlu, yang diterima oleh CNN Indnesia, 16 WNI tersebut pergi bersama biro perjalanan resmi Smailing Tour. Sebagian besar dari mereka yang menghilang berasal dari Surabaya dan Surakarta.
“Pada 24 Februari pukul 06.30 satu rombongan turis yang terdiri dari 25 orang WNI,tiba di Bandara Internasional Attaturk, Istanbul, Turki. Setelah proses imigrasi selesai, 16 orang dari mereka mengatakan pada ketua rombongan bahwa mereka akan memisahkan diri karena ada urusan keluarga dan lainnya, namun akan kembali lagi pada 26 Februari,” ujar Abdullah Hariadi Kusumaningprang, konsul jenderal Indonesia di Istanbul, ketika dihubungi oleh CNN Indonesia lewat telepon pada Jumat (6/3).
Pada 26 Februari, seperti yang dijanjikan, ketua rombongan menelepon salah satu dari 16 orang tersebut namun mereka mengatakan urusan belum selesai dan nanti akan bergabung di bandara saat pulang.
“Setelah itu, mereka tak bisa dikontak lagi. Pada 28 Februari, ketua rombongan mengontak KBRI dan esoknya, pada 1 Maret, ia melaporkan secara rinci tentang apa yang terjadi,” tutur Abdullah.
Pihak KJRI, menurut Abdullah segera melaporkan insiden itu ke Kemlu serta ke kepolisian Istanbul.
Abdullah juga menambahkan, “Pada 3 Maret, pukul 19.00 waktu setempat, KJRI ikut datang ke bandara untuk memantau dan memastikan kedatangan 16 WNI tersebut. Namun hingga batas akhir keberangkatan, mereka tak ada. Pesawat yang membawa rombongan itu berangkat pada 4 Maret pukul 00.40.”
Berikut nama-nama 16 WNI yang hilang di Istanbul, Turki, sejak 24 Februari lalu:
1. Utsman Mustofa Madhamy
2. Sakinah Syawie Muhammad Tafsir
3. Tsabitah Utsman Mahdany
4. Salim Muhamad Attami
5. Fauzi Umar Salim
6. Hafid Umar Babher
7. Khurayah Kholid,
8. Khamsah Hafid,
9. Usman Hafid
10. Atikah Hafid
11. Usman Ari
12. Ulin Isturi
13. Khumairah Afra
14. Uraina Afra
15. Aura Kordova
16. Dayan Akhtar
Ditanya soal kemungkinan para WNI itu menyeberang ke Suriah, Abdullah mengatakan ia tak memiliki petunjuk apapun soal itu.