Protes Anti-Rasisme Ferguson Ricuh, Dua Polisi Tertembak

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 17:57 WIB
Laporan Departemen Kehakiman AS soal rasisme dan diskriminasi pada penegakan hukum Ferguson memicu mundurnya walikota dan kepala polisi kota itu.
Kericuhan dalam demonstrasi anti-rasisme di Kota Ferguson, Amerika Serikat. (Reuters/Kate Munsch)
Ferguson, CNN Indonesia -- Dua polisi di Kota Ferguson, Amerika Serikat, tertembak pada demonstrasi anti-rasisme menyusul laporan Departemen Kehakiman soal dugaan tindakan diskriminasi kepolisian terhadap warga kulit hitam. Laporan itu membuat walikota dan kepala polisi Ferguson mundur.

Insiden ini terjadi beberapa jam setelah Kepala Polisi Ferguson Thomas Jackson mengumumkan pengunduran dirinya, Kamis dini hari (12/3). Usai pengumuman tersebut, puluhan orang gelar aksi damai di depan markas polisi Ferguson.

Aksi yang sebelumnya berlangsung tenang itu mendadak ricuh saat peluru ditembakkan dari arah demonstran, mengenai polisi, sekitar tengah malam. Pasukan anti huru-hara langsung ambil posisi, dua orang ditangkap. Demonstran berhamburan menyelamatkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Polisi St. Louis County Jon Belmar, dikutip Reuters, mengatakan korban penembakan adalah polisi berusia 41 tahun yang terkena peluru di bahu dan polisi usia 32 yang tertembak di wajah.

Identitas serta kondisi kedua polisi tidak disebutkan. Namun mereka berdua dalam keadaan sadar dan tengah dirawat di rumah sakit terdekat. "Polisi ini sedang berdiri di sana dan mereka ditembak, hanya karena mereka polisi," kata Belmar.

Belmar mengatakan bahwa penembaknya ada di tengah para demonstran. Sementara warga yang berdemo mengatakan di media sosial bahwa pelaku penembakan tidak ada di antara mereka, tapi dari atas bukit.



"Saya di sana. Saya lihat polisi tumbang. Tembakan berasal dari setidaknya 150 meter dari mereka berdiri," kata aktivis DeRay McKesson di Twitter.

Demonstran telah sejak lama menginginkan Jackson mundur, terutama setelah penembakan warga kulit hitam Michael Brown, Agustus lalu.

Laporan Departemen Kehakiman menunjukkan bahwa kepolisian dan pengadilan Ferguson bertindak diskriminatif dan bias terhadap warga kulit hitam yang mayoritas penduduk kota tersebut.

Kota itu dilaporkan untung besar dari berbagai tindakan hukum terhadap warga kulit hitam. Selain itu, porsi petugas kulit putih di kepolisian Ferguson adalah 94 persen, sangat timpang dibanding polisi keturunan Afrika-Amerika.

Menanggapi laporan ini Wali Kota Ferguson, John Shaw, memutuskan mengundurkan diri.

(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER