Dituduh Cari Uang dengan Cara Rasis, Walikota AS Mundur

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 15:10 WIB
Wali Kota Ferguson akhirnya mundur dari jabatannya setelah dituduh memanfaatkan denda dari warga Afrika-Amerika.
John Shaw dituduh memanfaatkan masyarakat, terutama Afrika-Amerika, sebagai sumber pendapatan kota. (https://www.cnn.com/2015/03/10/us/ferguson-city-manager/index.html).
Ferguson, CNN Indonesia -- Wali Kota Ferguson, Amerika Serikat, John Shaw, mengundurkan diri pada Selasa (10/3) menyusul dirilisnya laporan dari Departemen Kehakiman. Laporan tersebut menuduh Ferguson, kepolisian, dan pengadilan Missouri menerapkan tindakan yang tidak proporsional dan rasis pada penduduk Afrika-Amerika ketimbang warga kulit putih untuk mendapatkan pemasukan kota.

"Selama beberapa bulan belakangan, saya telah berusaha sekuat tenaga untuk bekerja dengan kelompok-kelompok lain untuk membawa perubahan positif dan menguatkan komunitas kita," tulis Shaw mengawali surat pernyataannya seperti dikutip CNN, Rabu (11/3).

Dalam laporan tersebut, Departemen Kehakiman menuding Shaw dan jajaran pejabat pilihannya telah memanfaatkan rakyat, terutama Afrika-Amerika, sebagai sumber pendapatan. Shaw membantah laporan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara saya menghormati pekerjaan yang dilakukan oleh Departemen Kehakiman dalam investigasi dan laporannya terhadap Kota Ferguson, saya harus menyatakan dengan jelas bahwa kantor saya tidak pernah menginstruksikan departemen kepolisian untuk menarget penduduk Afrika-Amerika, atau memalsukan hukuman dalam denda administrasi, tidak juga menaruh beban kepada rakyat miskin. Setiap simpulan semacam itu dalam laporan ini salah," papar Shaw.

Pengunduran diri Shaw ini bertepatan dengan kesepakatan Dewan Kota untuk melepaskan hubungan dengan Wali Kota Ferguson.

Di Ferguson, rakyat memilih anggota Dewan Kota yang nantinya akan mendaulat wali kota. Selanjutnya, wali kota terpilih akan menyusun dan mengawasi jajaran departemen, termasuk Departemen Kepolisian.

Bersama jajaran pejabat yang dipilih inilah Shaw dianggap memanfaatkan rakyatnya.

Cari uang dengan rasisme

Pada 2010, kota dengan populasi 21 ribu jiwa ini mengalami kesuksesan besar ketika masuk dalam daftar delapan besar dari 80 pengadilan kota di St. Louis County dengan pendapatan lebih dari US$1 juta, setara Rp13 miliar.

Dalam sebuah surat elektronik pada Maret 2012, kepala divisi patroli melaporkan kepada Shaw bahwa pendapatan pengadilan dalam kurun waktu sebulan belakangan mencapai US$235 ribu, pencapaian bulanan pertama yang melampaui angka US$200 ribu.

Shaw lantas melaporkan surel tersebut kepada Dewan Kota dan memberi ucapan selamat kepada polisi serta staf pengadilan atas "kerja bagus" mereka.

Ketika pendapatan pengadilan Ferguson mencapai US$2 juta pada akhir 2012, Shaw merespons kepala kepolisian melalui surel internal dengan berkata, "Hebat! Terima kasih!"

Penyelidikan Departemen Kehakiman ini dilakukan setelah adanya kemarahan publik atas kematian remaja kulit hitam tak bersenjata, Michael Brown. Ia ditembak mati oleh petugas Kepolisian Ferguson, Darren Wilson pada Agustus lalu.

Wilson yang tidak dikenai sanksi apapun akhirnya mengundurkan diri dari departemen.

Setelah diselidiki, aparat penegak hukum di Ferguson 94 persen adalah orang kulit putih. Pada 2013, Ferguson mengeluarkan surat perintah penangkapan tertinggi di AS dengan rata-rata penahanan perorang mencapai angka 2,2. Sekitar 95 persen orang yang ditahan karena pelanggaran menyeberang jalan adalah orang kulit hitam.

Kulit hitam memiliki populasi tertinggi di Ferguson, yaitu sekitar 67 persen. Dari jumlah tersebut, ada 86 persen penghentian kendaraan yang dialami orang kulit hitam.

Sementara itu, warga kulit putih hanya memakan porsi 29 persen dari penduduk keseluruhan. Namun, hanya sekitar 12,9 persen penghentian kendaraan yang melibatkan sopir kulit putih.

Menurut profesor hukum dari Sekolah Hukum di Emory University, Dorothy A. Brown, dalam tulisannya di CNN pada Kamis (5/3), hal ini mengindikasikan adanya rasisme dalam sistem peradilan di Ferguson.

"Tidak ada yang menyetujui rasisme. Namun bagi Ferguson, ini menghasilkan uang," tulisnya. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER