Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang remaja Inggris muncul di pengadilan karena mencoba bergabung dengan pasukan Kurdi untuk melawan ISIS.
Para aktivis menyebut pengadilan terhadap Silhan Ozcelik, 18, dari London itu: “memalukan dan menjijikkan.”
Ozcelik ditangkap pada Januari lalu di Bandara Stansted saat ia kembali ke Inggris dari Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari The Independent, gadis itu dituduh bepergian ke Brussels, Belgia, Oktober lalu, dalam upayanya untuk bergabung dengan tentara gerilyawan Partai Pekerja Kurdi, yang dikenal dengan PKK. PKK, berada dalam daftar organisasi teroris yang dilarang oleh pemerintah Inggris.
Ozcelik didakwa atas tuduhan: “Terlibat dalam persiapan untuk memberikan efek atas niat untuk melakukan tindakan terorisme…berdasarkan UU Terorisme 2006.”
Tahun lalu, saat ia menghilang dari rumah, saudara lai-lakinya, Engin, mengatakan bahwa ia percaya adiknya pergi untuk melakukan misi kemanusiaan dan tidak untuk menjadi pejuang melawas ISIS.
Mark Campbell, seorang aktivis pro-Kurdi, mengatakan bahwa kasus itu harus dibatalkan dan Ozcelik harus dibebaskan segera.
“Saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana marahnya saya,” katanya.
“Ini adalah sikap politis dari pemerintah Inggris karena mereja mengkhawatirkan makin banyaknya warga Inggris yang mengekspresikan dukungan mereka terhadap perjuangan rakyat Kurdi melawan ISIS, karena mereka tak ingin membuat kesal sekutu NATO mereka, Turki. Itu benar-benar memalukan dan menjijikkan,” lanjut Campbell.
Meski tuduhan itu benar, “motivasi (Ozcelik) hanya untuk memerangi ISIS. Bagaimana dewan juri akan memvonis seseorang yang mengekspresikan keinginannya untuk mengalahkan fasisme modern?” tambahnya.
Sementara ratusan warga Inggris diperkirakan telah bergabung dengan ISIS, semakin yang banyak pula bergabung untuk memerangi kelompok militan itu- terutama bergabung dengan jajaran milisi Kurdi. Sekitar 50 warga Inggris kemungkinan telah pergi ke Suriah untuk melawan ISIS dan rezim Presiden Assad, menurut Dr Afzal Ashraf, seorang ahli kontra-terorisme di Royal United Services Institute.
Februari lalu, seorang tentara Inggris dilaporkan telah bergabung dengan pasukan Peshmerga Kurdi untuk melawan ISIS.Rakyat Kurdi, baik di Suriah dan Irak Utara, telah lama menjadi yang terdepan dalam mengahalau ISIS. Di Suriah, pasukan milisi YPG dengan bantuan dari serangan udara koalisi pimpinan AS, telah berhasil merebut kota Kobani. Di Irak Utara, pasukan Peshmerga Kurdi juga berjuang mati-matian untuk melawan invasi ISIS ke wilayah mereka.
(stu)