Washington, CNN Indonesia -- Keluarga warga AS yang tewas ditangan ISIS mengatakan pertukaran tahanan antara Washington dengan Taliban menghalangi upaya pembebasannya.
Ayah Kayla Mueller mengatakan dalam wawancara dengan stasiun televisi NBC bahwa sebelumnya keluarga berharap bisa mengumpulkan dana sebesar US$6,2 juta yang diminta oleh ISIS sebagai uang tebusan.
Carl Mueller mengatakan jumlah uang tebusan itu memang sangat tinggi bagi keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi nilai Kayla Mueller di mata penyandera naik setelah Gedung Putih menyetujui pertukaran lima militan Taliban yang ditahan di Teluk Guantanamo dengan Sersan Bowe Bergdahl, yang lima tahun ditawan oleh Taliban setelah meninggalkan pos penjagaannya di Afghanistan pada 2009.
“Hal itu membuat situasinya memburuk, karena tuntutan mereka menjadi lebih tinggi. Angkanya menjadi lebih tinggi,” kata Eric Mueller, kakak korban, mengatakan kepada NBC.
“Mereka sadar mereka punya sesuatu. Mereka sadar, “jika mereka bisa mendapatkan lima orang untuk satu orang, kenapa mereka tidak melakukan ini atau itu?”
Bulan ini para pejabat AS mengatakan Kayla Mueller yang berusia 26 tahun asal Prescott, Arizona, tewas meski tidak jelas penyebabnya. Dia dinyatakan tewas 18 bulan setelah diculik ketika meninggalkan satu rumah sakit di Suriah utara.
Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan semua orang bersimpati dengan keluarga Mueller, dan bahwa Presiden Barack Obama memerintahkan satu operasi militer untuk menyelamatkan Mueller. Tetapi dia menegaskan pemerintah AS tidak pernah mau berunding dengan militan seperti penyandera Kayla Muller itu.
“Presiden percaya pemerintahnya telah berbuat sekuat tenaga di dalam kerangka kebijakan itu, juga mempergunakan kekuatan militer, kemampuan intelijen, dan pengaruh diplomatik, untuk membebaskan Kayla Mueller,” kata Earnest kepada wartawan.
Pada 10 Februari para pejabat As mengatakan analis intelijen AS membenarkan kematian Mueller setelah melihat keaslian pesan yang dikirim oleh ISIS ke orang tuanya.
Sebelumnya, kelompok militan ini mengatakan dia tewas dalam aksi pengeboman oleh pesawat tempur Jet Yordania di dekat Raqqa, Suriah. Namun, para pejabat Yordania dan AS mempertanyakan pernyataan tersebut.
Carl Mueller mengatakan keluarganya sempat berharap ada kesempatan puterinya pulang, meskipun kecil.
“Kami terus berkomunikasi dengan mereka, tidak seperti keluarga yang lain,” katanya kepada NBC.
“Tetapi bagaimana cara mengumpulkan dana US$6,2 juta? Itu sangat tidak mungkin. Kami merasa mereka memang ingin membebaskannya.”
(yns)