Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah beberapa kali dihujani kritik akan kelalaian yang dapat membahayakan Presiden Barrack Obama dan keluarganya, kini pasukan khusus pengaman presiden AS ingin mencoba hal baru, yaitu mengadakan latihan di replika Gedung Putih dengan biaya US$8 juta atau setara Rp105,6 miliar.
Seperti dilansir
CNN, Selasa (17/3), pengajuan tersebut dilontarkan dalam rapat permintaan anggaran untuk Secret Service, pasukan pengaman presiden AS.
"Saat ini, kami berlatih di pelataran parkir. Kami memasang pagar darurat dan berjalan di antara pagar tersebut dan Gedung Putih. Tidak ada semak, tidak ada air mancur, dan tidak ada gambaran nyata Gedung Putih," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Clancy, anjing pelacak juga kesulitan mengikuti skenario ini. Pasalnya, mereka dilatih untuk melacak sesuatu di pelataran keras, bukan rumput seperti di Gedung Putih.
"Penting untuk memiliki replika Gedung Putih yang sesungguhnya sehingga kami bisa bekerja lebih baik dalam pelatihan integrasi antara divisi petugas berseragam, agen kami, dan tim taktis kami," imbuh Clancy.
Hingga saat ini, pusat pelatihan Pasukan Pengaman Presiden ini berbasis di Maryland yang menurut Clancy tidak memadai untuk melakukan simulasi. Mereka mengaku membutuhkan lingkungan yang lebih realistis untuk melakukan skenario latihan pengamanan.
Replika yang diinginkan meliputi tampak muka Gedung Putih, Sayap Timur dan Barat, pos penjagaan, hingga jalan-jalan sekitarnya.
Permintaan tersebut diajukan pasca adanya pemeriksaan terhadap pasukan khusus ini. Pemeriksaan dilakukan setelah ada dua orang agen yang diduga di bawah pengaruh alkohol mengganggu proses investigasi sebuah paket mencurigakan di sekitar Gedung Putih.
Enam bulan sebelumnya, pasukan khusus ini gagal menghalau seorang penyusup yang berhasil melompati pagar Gedung Putih dan memasuki area gedung. Pasukan ini lantas melakukan beberapa evaluasi internal dan membuat laporan.
Dalam salah satu laporan, terdapat anjuran dari para agen untuk mereplika kondisi fisik Gedung Putih yang sesungguhnya. Namun, permintaan ini mendapat banyak tentangan yang mengatakan bahwa para agen harus menelisik masalah kultur kerja. Beberapa pendapat menganggap harus ada bongkar pasang personel di dalam tubuh agen ini.
(stu)