New Delhi, CNN Indonesia -- Menyusul insiden
pemerkosaan seorang biarawati berusia 70 tahun di timur India, Kepala uskup Katolik India meminta pemerintah memberikan perlindungan lebih kepada wanita, bukan hanya kepada sapi.
Pernyataan ini disinyalir sebagai sindiran langsung kepada nasionalis Hindu garis keras yang dinilai kerap memantik permusuhan antara umat Muslim dan Kristen yang merupakan kaum minoritas di India.
Sapi memang dianggap hewan yang sakral oleh banyak warga India. Namun, daging sapi tetap dikonsumsi oleh umat Hindu yang berasal dari kasta rendah, umat Muslim dan Kristen. Sehingga, kampanye pelarangan konsumsi daging sapi seringkali bersinggungan dengan persoalaan kaum minoritas di India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara ini memiliki tanggung jawab terhadap kita semua, setiap manusia, dan bukan hanya terhadap sapi," kata Kardinal Baselios Cleemis kepada para wartawan, dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).
Cleemis adalah kepala Gereja Katolik Siro-Malankara cabang India yang memercayai bahwa salah satu rasul hadir di India pada abad pertama.
Sejumlah pelarangan penyembelihan sapi, penjualan dan ekspor daging sapi telah diterapkan di sejumlah negara bagian di India, seperti Maharashtra dan Haryana.
Hingga saat ini, polisi belum menetapkan apakah pemerkosaan terhadap biarawati berusia 70 tahun di Gangnapur, distrik Nadia, Bengal Barat ini bermotif agama atau perampasan uang.
Perdana Menteri Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya, Bharatiya Janata Party (BJP) menyatakan bahwa dia "sangat prihatin" dan menuntut laporan rinci soal insiden ini.
Rangkaian pemerkosaan terhadap perempuan, turis asing, dan mahasiswa psikologi yang tewas setelah pemerkosaan oleh geng pemerkosa pada 2012 telah merusak reputasi India di mata dunia.Para penegak hukum memperkenalkan hukum yang lebih berat bagi setiap tindakan pemerkosaan dan pelecehan seksual. Meski begitu, kekerasan seksual terus terjadi di negara itu.Umat Kristen di India tengah berupaya menekankan sejarah panjang kehadiran agama ini di India. Namun, beberapa penganut Hindu garis keras berusaha untuk mendefinisikan India sebagai negara umat Hindu, sementara agama lainnya hanyalah "agama tamu".
Serangan perkosaan ini merupakan serangan yang paling serius dalam serangkaian insiden yang melibatkan umat Hindu dan Kristen, setelah pada tahun lalu, Modi memulai kampanye "ghar wapsi", yang mengharuskan warga non-Hindu pindah ke agama Hindu.
Akhir pekan lalu, aktivis garis keras Hindu merusak sebuah gereja yang sedang dibangun di negara bagian Haryana, dekat Delhi. Para aktivis mengganti salib dengan simbol agama Hindu.
Beberapa hari sebelum insiden tersebut, seorang anggota parlemen untuk Partai BJP bernama Subramanian Swamy dikritik karena menyatakan bahwa gereja dan masjid bukan termasuk bangunan suci.
(ama/stu)