Riset: Wanita dan Bayi India Kurang Gizi

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 00:23 WIB
Penelitian menunjukkan bahwa bayi di India cenderung lebih kurus dan pendek, karena sang ibu kekurangan gizi.
Dalam sistem patriarki di masyarakat India, wanita muda menempati kategori terendah dalam tingkat sosial. (Reuters/Anindito Mukherjee)
New Delhi, CNN Indonesia -- Sejumlah peneliti dari Prosiding National Academy of Sciences (PNAS) melakukan riset untuk mencari tahu mengapa anak India relatif lebih kurus dan pendek dibanding anak-anak dari negara sub-Sahara Afrika. Riset yang mereka himpun menunjukkan fenomena ini terjadi karena rata-rata ibu muda di India kurang gizi.

Dilaporkan Channel NewsAsia, penelitian tersebut mengungkapkan penyebab utama ibu muda dan anak kecil India kekurangan gizi adalah sistem patriarki di masyarakat India, yang menempatkan ibu muda sebagai kategori terendah dalam tingkat sosial.

"Di India, wanita muda yang baru menikah wanita berada di tingkat hierarki terendah dalam sebuah rumah tangga, dan bahkan lebih rendah daripada wanita yang lebih tua," kata pakar ekonomi berbasis di New Delhi, Diane Coffey, Selasa (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Coffey, yang merupakan peneliti tamu di Delhi School of Economics, mengungkapkan sekitar 42,2 persen wanita India berusia subur memiliki berat badan di bawah rata-rata.

"Ketika wanita India berusia muda hamil, mereka sering diharapkan untuk tetap tenang, bekerja keras dan makan sedikit," kata Coffey, yang saat ini tengah menjalani pendidikan doktoral di Universitas Princeton.

Coffey juga menambahkan bahwa tak jarang wanita muda India harus memasak makanan untuk seluruh keluarga, namun hanya memakan makanan sisa, setelah seluruh anggota keluarga lainnya selesai makan.

Riset juga mengungkapkan bahwa selama masa kehamilan, berat badan wanita India dan Afrika rata-rata naik hingga 7 kg. Jumlah ini sangat berbeda dengan rekomendasi berat badan wanita hamil di AS yang mencapai 12,5 hingga 18 kg.

Coffey menyatakan bahwa banyak di antara wanita muda di India yang kenaikan berat badannya bahkan tidak mencapai 7kg, dan lebih kurus dari wanita sub-Sahara Afrika yang tidak hamil.

Bayi yang lahir dari ibu yang berat badannya di bawah rata-rata lebih rentan meninggal pada usia 1 bulan pertama karena kekurangan gizi. Selain itu, pertumbuhan fisik dan kognitif bayi tersebut juga diperkirakan akan terhambat di kemudian hari.

Sebelum riset ini dilakukan, data dari survei kesehatan yang dihimpun pemerintah India menunjukkan bahwa pada tahun 2005, sebanyak 35,5 persen dari wanita dewasa berusia 15 sampai 49 tahun bertubuh kurus dan kekurangan gizi.

Riset yang dilakukan oleh Coffey menunjukkan 7 persen lebih tinggi dari data pemerintah, karena riset tersebut mempertimbangkan usia kehamilan wanita di India terkonsentrasi antara usia 18 dan 25 tahun.

Sebaliknya, dalam masyaraka yang jauh lebih miskin di Afrika, sebanyak 16,5 persen wanita pra-hamil memiliki berat badan yang cukup.

Setelah melakukan riset ini, Coffey merekomendasikan pemerintah India mendirikan sebuah sistem pemantauan untuk mendapatkan data yang lebih akurat, dan menerapkan Undang-Undang Keamanan Nasional Pangan yang telah disetujui sejak 2013.

Melui undang-undang tersebut, pemerintah India wajib menyediakan setidaknya 6.000 rupee (US$ 95) bagi wanita untuk tunjangan bersalin.

"Meskipun tidak ada solusi mudah bagi krisis gizi pada wanita muda di India, sangat mengecewakan bahwa anggaran bulan lalu tidak mengalokasikan dana untuk tunjangan kehamilan," kata Coffey, yang mendirikan dan mengepalai Institut Penelitian nirlaba untuk Ekonomi, yang berfokus seputar beras.

"Pelaksanaan Undang-undang ini, yang disahkan hampir dua tahun yang lalu, akan menjadi langkah pertama yang baik dalam mengatasi masalah ibu muda dan bayi yang kurang gizi," tambahnya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER