Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah merebut kembali Kota Damasak, Nigeria, dari Boko Haram akhir pekan lalu, tentara Nigeria dan Chad menemukan kuburan massal dengan 90 jasad yang bergelimpangan di dalamnya, Kamis (20/3). Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/3), beberapa tengkorak ditemukan terpisah dari badannya di kuburan itu.
Menurut seorang saksi mata, tubuh-tubuh tersebut berserakan di dekat jembatan penghubung Damasak ke kota besar. Menurut dia, tempat tersebut terlihat seperti lokasi eksekusi kelompok militan Islam.
Di sekitar jasad terlihat ceceran darah panjang. Menurut sumber Reuters, Boko Haram kemungkinan menyeret para korban ke kuburan massal tersebut setelah dieksekusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah-jenazah tersebut kering kerontang diterpa angin panas gurun, sedangkan ilalang sudah tumbuh tinggi di sekitarnya. Ini mengindikasikan pembantaian sudah lama terjadi.
Dalam upaya mendirikan khalifah Islam di Nigeria, Boko Haram sudah membunuh ribuan orang di 20 wilayah pemerintahan lokal yang mereka rebut. Boko Haram mengambil alih Damasak pada September 2014.
Setelah pasukan Nigeria dan Chad merebut Damasak, sekitar 50 warga yang sebelumnya kabur akhirnya kembali.
"Warga masih berada di sana (Damasak) ketika mereka (Boko Haram) menyerang. Mereka menembaki kami. Kami kabur ke semak-semak, tapi mereka terus menembak dan menangkap beberapa orang dan membunuhnya," ujar salah seorang penduduk Damasak, Mbodou Moussa.
Damasak merupakan bagian kecil dari wilayah yang direbut militer Nigeria dari Boko Haram. Sebelumnya, tentara Nigeria mengumumkan telah memukul mundur Boko Haram dari seluruh wilayah, kecuali tiga distrik pemerintahan lokal. Mereka mendeklarasikan kemenangan melawan pemberontak tersebut pada jangka waktu kurang dua pekan dari pemilihan umum presiden.
Pembebasan besar-besaran ini berlangsung setelah badai protes menerpa Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan. Presiden yang akan berlaga kembali dalam pemilu ini dianggap tidak melakukan upaya keras untuk menyingkirkan Boko Haram.
Rival Jonathan dalam pemilu, Muhammadu Buhari, telah meluncurkan kampanye yang menyebut reputasinya saat menjabat sebagai pemimpin militer era 1980-an sangat baik dalam menjaga keamanan. Ini bisa jadi ancaman politik serius bagi Jonathan sehingga ia kemudian bertindak keras terhadap Boko Haram untuk mengembalikan ketertiban.
Hingga kini belum dapat dipastikan seberapa besar pengaruh perjuangan militer itu akan mendorong popularitas Jonathan dalam pertarungan sengit pemilu.
Akibat serangan Boko Haram, pemilu diundur dari Februari menjadi 28 Maret. Komisi Pemilu merencanakan pembangunan tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa kamp bagi lebih dari satu juta warga Nigeria yang mengungsi akibat pertempuran tersebut. Kendati demikian, beberapa pihak menyatakan ada potensi warga di kamp-kamp tersebut tidak dapat ikut serta dalam pemilu.
Saat ditanya apakah pemilu dapat dilaksanakan di beberapa daerah yang sudah direbut kembali, kepala staf tentara Nigeria, Letnan Jenderal Tobiah Minimah, mengatakan keputusan ada di tangan Komisi Pemilu.
"Wilayah itu sudah dibebaskan, tapi struktur pemerintahan perlu diaktifkan kembali sehingga warga bisa kembali ke daerah mereka dan memilih. Seberapa cepat? Saya tidak tahu," kata Minimah.
Aksi kekerasan Boko haram terhadap warga Nigeria sudah menarik perhatian dunia internasional sejak April tahun lalu. Kala itu, kelompok militan ini menculik lebih dari 200 siswi di Desa Chibok.
Sampai saat ini Minimah belum mengantongi informasi di mana keberadaan para gadis tersebut. Kendati demikian, Minimah optimistis militer akan segera mendapatkan informasi.
(agk)