Les-Alpes, CNN Indonesia -- Tak ada panggilan darurat yang terdeteksi langsung dari pesawat penumpang milik maskapai Jerman yang jatuh di pegunungan Alpen, Selasa (24/3).
Hal itu diutarakan juru bicara otoritas penerbangan Perancis (DGCA) terkait jatuhnya pesawat maskapai Germanwings milik Lufthansa dengan nomor penerbangan 4U952 tersebut.
"Pesawat itu tidak dengan sendiri membuat sebuah panggilan darurat tetapi itu berdasarkan kombinasi dari hilangnya kontak radio dan (ketinggian) pesawawt yang menurun cepat membuat menara kontrol mengimplementasikan fase darurat," kata juru bicara DGCA seperti dikutip
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fase darurat adalah yang ketiga dan paling serius dari tahap peringatan darurat untuk membantu koordinasi upaya penyelamatan ketika sebuah pesawat diduga mengalami krisis.
Pernyataan itu merevisi pernyataan DGCA sebelumnya yang menyatakan pesawat telah mengeluarkan panggilan darurat pada pukul 10.47 waktu setempat (16.47 WIB) saat turun dengan cepat dari 38.000 kaki ke 5.000 kaki.
Pesawat milik maskapai asal Jerman itu sedang dalam penerbangan dari Barcelona menuju Dusseldorf. Setelah terbang selama 44 menit pesawat itu mengalami kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Seperti dilansir CNN berdasarkan keterangan DGCA kehilangan ketinggian itu terjadi dalam kurun waktu delapan menit.
Berdasarkan manifes penerbangan anak perusahaan dari maskapai Jerman, Lufthansa, ada 150 orang dalam pesawat itu yang terdiri atas enam kru dan 144 penumpang--dua di antaranya bayi.
Seperti dilansir The Guardian diyakini ada 67 warga negara Jerman dalam pesawat itu termasuk 16 murid sekolah tinggi dan dua guru dari kota Haltern, Jerman, yang melakukan kegiatan tur dengan pesawat tersebut.
Kapten yang menerbangkan pesawat itu diketahui telah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun menerbangkan pesawat milik Lufthansa dan Germanwings. Ia juga diketahui memiliki pengalaman lebih dari 6000 jam terbang.
Adapun pesawat Airbus nahas itu telah berusia 24 tahun yang dibeli Lufthansa pada 1991 lalu. Pesawat itu sendiri baru menjalani cek rutin oleh teknisi Lufthansa di Dusseldorf kemarin.
(kid/kid)