ISIS Bebaskan Dua Warga Bangladesh yang Diculik di Libya

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 13:23 WIB
Kelompok militan ISIS membebaskan dua warga negara Bangladesh yang disandera saat mereka menggempur kilang minyak di Libya.
Kelompok militan ISIS membebaskan dua warga negara Bangladesh yang disandera saat mereka menggempur kilang minyak di Libya. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS membebaskan dua warga negara Bangladesh yang disandera saat mereka menggempur kilang minyak di Libya. Kedua orang tersebut dibebaskan pada Rabu (25/3) setelah disekap selama lebih dari dua pekan.

Seperti dilansir Reuters, setelah dibebaskan, Helal Uddin dan Mohamed Anowar Hossain menginap di Rumah Sakit Sirte, sekitar 700 kilometer dari Tripoli.

Menurut pemerintah Ceko dan Libya, lebih dari 10 pekerja asing hilang setelah serangan di kilang minyak Al-Ghani di utara Kota Sirte tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga asing memang kerap menjadi korban dalam huru-hara di Libya. Di negara dengan populasi penduduk 6,2 juta tersebut, dua rival pemerintahan berebut kekuasaan. Di tengah kisruh ini, ISIS hadir sebagai dampak dari kekacauan pelengseran Muammar Gaddafi empat tahun silam.

Dua warga Bangladesh ini termasuk dari sekelompok pekerja asing yang diculik ISIS pada minggu kedua Maret lalu. Mereka adalah empat warga Filipina, warga Austria, Czech, Bangladesh dan Ghana.

Tak lama setelah insiden itu, ISIS juga menculik 20 pekerja medis saat menyerbu Rumah Sakit Ibn Sina di Sirte, Libya, pada Minggu (15/3), lalu membebaskan mereka tak lama berselang.

Dalam insiden penculikan yang kedua, mayoritas korban penculikan adalah orang Filipina, sementara yang lainnya adalah warga Ukraina, India, dan Serbia. Menurut petugas rumah sakit, mereka diculik lantaran mencoba pergi dari kota tersebut karena situasi keamanan sejak ISIS memegang kendali.

Petugas rumah sakit percaya bahwa ISIS tidak ingin staf meninggalkan kota tersebut karena mereka adalah satu-satunya tim medis yang tersedia jika pasukan bersenjata mereka cedera.

Para pekerja medis ini akhirnya dibebaskan dan dipulangkan ke rumah masing-masing yang terletak tak jauh dari rumah sakit pada Selasa (17/3). Namun, mereka tidak dapat pergi jauh lantaran ISIS meminta mereka tak meninggalkan Sirte.

Salah satu dokter korban penculikan mengaku bahwa ia akan selamat selama tidak meninggalkan lokasi dan merawat militan yang terluka.

"Mereka mengatakan itu kepadanya, untuk hidupmu, kamu tinggal dan bekerja di kota ini," ujar seorang petugas keamanan.

Guna menghindari terulangnya insiden serupa, pemerintah dari beberapa negara Barat melakukan negosiasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri krisi di Libya. Mereka khawatir negara di Afrika Utara yang hanya dipisahkan oleh Laut Mediterania dari Eropa tersebut akan menjadi surga bagi para militan.

Kelompok-kelompok militan di Libya yang mengaku setia kepada ISIS dianggap bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga asing, termasuk penyerangan di hotel di Tripoli dan pemenggalan puluhan warga Kristen Koptik dari Mesir.

Selama sebulan belakangan, sudah terjadi rangkaian gempuran militan di sekitar kilang al-Ghani. Akibat serangan-serangan ini, pemerintah terpaksa memberhentikan produksi di 11 kilang minyak di pusat Sirte. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER