Australia Buka Program Bisnis Perempuan di Indonesia

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 13:09 WIB
Meskipun tensi di antara kedua negara sedang tinggi akibat eksekusi mati, Indonesia dan Australia tetap menjalankan program kerja sama.
Meskipun tensi di antara kedua negara sedang tinggi akibat eksekusi mati, Indonesia dan Australia tetap menjalankan program kerja sama. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun tensi di antara kedua negara sedang tinggi, Indonesia dan Australia tetap menjalankan program kerja sama. Salah satunya adalah Program Woman in Global Business yang pertama kali digagas di Australia dan diadaptasi di Indonesia.

"Kita akan selalu memiliki perbedaan pendapat, tapi saya pikir sangat penting bagi kita untuk melanjutkan kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk bisnis yang dilakukan oleh perempuan," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, saat merilis program Woman in Global Business di Jakarta, Selasa (31/3).

Dalam acara tersebut, hadir 100 pebisnis perempuan Indonesia. Program ini mencakup pemberian bimbingan pengembangan keterampilan dan jaringan, penelitian tentang rintangan, serta motivasi bagi wanita untuk terjun ke bisnis internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program ini menghadirkan platform bagi wirausaha perempuan Indonesia untuk belajar memperluas bisnis melalui forum terbuka," ucap Grigson.

Grigson sendiri optimistis dengan kemampuan bisnis perempuan Indonesia.

"Banyak dari mereka adalah pelajar yang sukses di Australia dan kembali ke Indonesia untuk menumbuhkan bisnis," katanya.

Lebih jauh, perempuan Indonesia sebagai pebisnis, menurut Grigson, dapat menjadi jembatan penghubung antara kedua negara.

"Perempuan punya peran yang sangat signifikan dalam membangun hubungan antara Indonesia dan Australia. Kita akan selalu punya perbedaan opini, tapi sangat penting untuk membangun hubungan di antara kita," tutur Grigson.

Hubungan kedua negara keruh ketika Presiden Joko Widodo menolak grasi dari dua warga negara Australia yang terseret kasus narkoba di Indonesia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Mereka adalah anggota kelompok yang disebut sebagai Bali Nine. Mereka dibekuk di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, pada 17 April 2005 karena berupaya menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram dari Indonesia ke Australia.

Berbagai manuver telah dilancarkan oleh pemerintah Australia untuk membebaskan kedua warganya tersebut dari hukuman mati, tapi Indonesia tetap pada pendiriannya.

Menanggapi hal tersebut, Grigson kembali meminta Indonesia mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Pasalnya, kedua Chan dan Sukumaran dianggap sudah berubah dan berkontribusi baik di lembaga pemasyarakatan di Bali.

"Kami sudah mengatakan kepada pemerintah bahwa mereka berdua telah berubah dan memberikan kontribusi bagi Indonesia. Saya pikir itu patut dipikirkan oleh indonesia," ucapnya.

Mengenai kelanjutan permohonan tersebut, Grigson enggan banyak bicara. "Kami akan menunggu sampai proses hukum rampung," katanya.

Chan dan Sukumaran sendiri telah dipindahkan dari LP Kerobokan, Bali, ke Nusakambangan, Cilacap, pada Rabu (4/3). (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER