Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pokok Konferensi Asia Afrika tahun ini adalah meningkatkan kerja sama dan pembangunan di negara-negara kawasan Selatan. Salah satunya adalah dengan menggalang kerja sama adalah membantu pembangunan di Afghanistan dengan menyertakan Norwegia.
Kemitraan Indonesia-Afghanistan-Norwegia ini ditandatangani dalam Kerja Sama Tiga Negara (Triangular Cooperation), Minggu (19/4), yang merupakan salah satu agenda pembuka dalam rangkaian 60 tahun KAA.
Penandatangan kerja sama ini dihadiri oleh Dirjen Amerika-Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Triansyah Djani, bersama dengan Duta Besar Norwegia, Stig Traavik, dan Kuasa Usaha Afghanistan di Jakarta, Amanullah Salim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Triansyah memamparkan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di negara berkembang di kawasan Selatan, dalam hal ini Afghanistan dengan menggandeng rekan dari negara maju, yaitu Norwegia. Triansyah berharap kerja sama ini dapat melahirkan kesepakatan yang inovatif di berbagai bidang.
"Selama 60 tahun Konferensi Asia-Afrika, Indonesia telah memainkan peran penting untuk mendorong kerja sama dengan berbagai negara. Tak hanya negara berkembang, kerja sama tiga pihak kali ini juga mengajak negara maju, Norwegia," kata Triansyah, Ahad (19/4).
KesetaraanTriansyah memaparkan kerja sama ini dibentuk berlandaskan semangat kesetaraan (mutuality) dan berdasarkan kebutuhan masing-masing negara (demand driven). Oleh karena itu, kerja sama ini diharapkan dapat melahirkan program multilateral untuk berbagai sektor, seperti pembangunan, pertahanan dan pendidikan.
"Kami sepakat dengan mekanisme
demand driven, dan dengan semangat
mutuality. Jadi apa yang dibutuhkan oleh Afghanistan akan coba dijembatani oleh Indonesia dan Norwegia, begitu juga sebaliknya," kata Triansyah.
Triansyah menilai, Indonesia, sebagai negara moderat dengan jumlah umat Muslim terbesar, ingin bekerja sama dengan siapa saja. Indonesia mempunyai kapabilitas dan solidaritas yang kuat dengan Afghanistan, sementara Norwegia memiliki akses teknologi dan kemajuan lainnya.
Meskipun Afghanistan hingga kini masih mengalami konflik di dalam negeri, Triansyah menilai banyak informasi berguna yang didapat Indonesia dari program kerja sama kedua negara, utamanya di bidang pertanian.
Triansyah menjelaskan kerja sama antara Indonesia dan Afghanistan telah dimulai sejak 2006, mencakup berbagai program pembangunan, kesehatan masyarakat, beasiswa, manajemen bencana, pelatihan polisi dan diplomatik. Tercatat, sebanyak 377 proyek telah disepakati antar kedua negara. Terbaru, Afghanistan mengirimkan 24 orang polisi wanita untuk ikut mengamankan pemilu di Indonesia.
Bantuan kemanusiaanSementara, Duta Besar Norwegia, Stig Traavik, menjelaskan kerja sama antara negaranya dengan Afghanistan telah dimulai sejak tahun 2001 lalu. Kerja sama yang terjalin mencakup berbagai program, utamanya bantuan kemanusiaan, mengingat beberapa tahun belakangan Afganistan dirundung konflik berkepanjangan.
"Persahabatan antara Norwegia dan Afghanistan sangat erat. Penderitaan yang dirasakan satu negara tentu akan berpengaruh ke negara lainnya. Jadi kestabilan di Afghanistan sengat penting bagi Norwegia," kata Traavik.
Hal senada juga dilontarkan oleh Kuasa Usaha Afghanistan di Jakarta, Amanullah Salim. Menurut Amanullah, kesepakatan tiga pihak ini akan menimbulkan berbagai macam kesempatan, tak terkecuali di bidang bisnis.
"Kami ingin mempererat persahabatan dengan Indonesia dan Norwegia," ujar Amanullah, tanpa memberikan rincian sektor bisnis yang dimaksud.
(den)