Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah warga Kanada yang bergabung dengan kelompok militan di Irak dan Suriah, seperti dengan ISIS, telah meningkat selama 50 persen selama beberapa bulan terakhir, menurut agensi intelejen Canadian Security Intelligence Service (CSIS) pada Senin (20/4).
"Ancaman teroris terhadap keamanan Kanada tidak pernah secara langsung," kata Michael Coulombe, kepala CSIS, saat berbicara di hadapan anggota Senat.
Saat ini Kanada adalah bagian dari negara koalisi penggempur ISIS, yang sedang menguasai Irak dan Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Coulombe bertemu Senat dalam rangka membahas rancangan undang-undang pemerintah yang telah mengumumkan pada Januari 2015, kalau CSIS akan diberi kekuasaan lebih untuk memerangi terorisme, salah satunya mencegah warga Kanada bergabung dengan kelompok militan di luar negeri.
Total warga Kanada yang pergi ke Irak dan Suriah untuk berperang sebanyak 75 orang pada empat bulan terakhir, setelah sebelumnya hanya sebanyak 50 orang, kata Coulombe.
Dalam pernyataannya Coulombe tidak menyertakan alasan para warga Kanada hijrah dan dari mana CSIS mendapat data tersebut.
Bulan Oktober 2014, Coulombe mengatakan kalau sebanyak 145 warga Kanada telah pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok mencurigakan.
Pihak kepolisan Kanada pada Senin (20/4) juga telah menahan dua warga Kanada berusia 18 tahun di Montreal yang curigai akan bergabung dengan kelompok teroris.
Sabrina Djermane dan El Mahdi Jamali saat ini sedang dalam pemeriksaan khusus. Polisi juga menahan dua orang out denagn tuduhan membuat fasilitas teroris dan memiliki bahan peledak.
Bulan lalu Kanada mengatakan kalau mereka telah menggagalkan skenario pengeboman konsulat Amerika Serikat di Toronto oleh ISIS.
Ditanya berapa lama Kanada akan terbebas dari terorisme, Coulombe mengatakan kalau waktunya pasti tidak akan sebentar.
(ard/ard)