Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca tragedi 11 September, Amerika Serikat mulai memperketat sistem keamanan guna mencegah terulangnya aksi terorisme, termasuk dengan menyadap telepon penduduk. Namun, ternyata praktik ini sudah dijalankan secara diam-diam oleh AS bahkan hampir satu dekade sebelum Badan Keamanan Nasional (NSA) melakukannya pada 2001.
Seperti dilansir USA Today, Selasa (7/4), praktik ini mulai dilakukan sejak 1992, di bawah kepemimpinan Presiden George H.W. Bush, sembilan tahun sebelum putranya, Presiden George W. Bush, memberikan izin kepada NSA untuk mengumpulkan data telepon pada 2001.
"Operasi yang kini telah dihentikan itu dilaksanakan oleh pasukan intelijen Badan Pemberantasan Narkoba AS (DEA), merupakan upaya pertama pemerintah untuk mengumpulkan data warga Amerika dalam jumlah besar, dengan menyisir rekaman telepon jutaan warga AS, terlepas dari apakah mereka tersangka kejahatan atau bukan," demikian bunyi laporan investigasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan itu, DEA mengumpulkan semua data panggilan, mulai dari nomor telepon hingga tanggal dan waktu detail percakapan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menarik garis hubungan antara pengedar narkoba dengan pelaku pencucian uang di lebih dari 100 negara bagian.
Dengan persetujuan dari pejabat tingkat tinggi dalam pemerintahan AS dan Pentagon, DEA meminta data panggilan kepada perusahaan-perusahaan telepon AS tanpa jaminan.
"Program ini memungkinkan agen untuk menghubungkan rekaman telepon yang dihimpun secara domestik dengan data telepon yang dikumpulkan oleh DEA dan agen intelijen dari luar AS," bunyi laporan tersebut.
Tak seperti NSA, hal ini dapat dilakukan dengan leluasa oleh DEA tanpa izin dari pengadilan. Hampir dua dekade DEA melakukan ini dengan izin dari beberapa pejabat AS dan anggota Kongres.
Program DEA ini dianggap menjadi cetak biru bagi NSA untuk melakukan pengumpulan data telepon dan elektronik terduga teroris yang lebih masif sejak serangan 11 September.
"Kemiripan antara program NSA dan operasi DEA yang dilakukan satu dekade sebelumnya sangat terlihat, terlalu besar untuk menjadi sebuah ketidaksengajaan," ungkap USA Today.
Praktik ini akhirnya dihentikan pada 2013 menyusul pembeberan program mata-mata NSA oleh Edward Snowden. Pada Januari 2014, Departemen Kehakiman AS mengakui adanya program DEA ini tanpa memaparkan detail lebih jauh.
(den)