Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyerukan negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika untuk mewujudkan cita-cita Presiden pertama Indonesia Soekarno yang dijabarkan 60 tahun lalu di Bandung. Jepang sendiri, kata Abe, telah mewujudkannya dalam berbagai bentuk.
"'Hidup dan biarkan hidup', ini adalah apa yang Presiden Soekarno katakan. Dan tekad yang mewakili Semangat Bandung ini masih relevan untuk kita sekarang, 60 tahun kemudian," kata Abe dalam pidatonya pada Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Rabu (22/4).
KAA yang digagas Soekarno pada 1955 adalah ajang penyuaraan aspirasi anti kolonialisme, dihadiri oleh negara-negara yang baru merdeka, menelurkan Dasasila Bandung, sebuah komitmen terhadap penghormatan hak-hak kedulatan bangsa Asia dan Afrika dan berdiri setara satu sama lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jepang sebagai salah satu negara penjajah di tahun 1940an, menyadari betul nilai-nilai yang terkandung di dalam deklarasi tersebut. Abe dalam kesempatan itu menyatakan bahwa peristiwa serupa tidak boleh terulang kembali, yaitu penjajahan terhadap negara yang lebih kecil oleh kekuatan besar.
"Kebijaksanaan pendiri negara kita di Bandung adalah soal perlindungan martabat negara berdaulat, apakah negara kecil atau besar," kata Abe.
Bercermin pada Semangat Bandung, kata Abe, Jepang bertekad untuk mencegah penjajahan, menciptakan perdamaian dan kemakmuran negara Asia dan Afrika. Dalam 60 tahun terakhir sejak KTT 1955, Jepang telah mewujudkannya dalam berbagai bantuan pada Asia dan Afrika.
Di antaranya adalah transfer teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap petani di Sri Lanka hingga peningkatan manufaktur di Ethiopia, enam dekade lalu. Sepanjang tahun, kata Abe, bantuan dari Jepang ini telah membangun negara-negara Asia dan Afrika sehingga berdiri setara dan mandiri.
"Saya katakan pada anda bahwa negara-negara di Asia dan Afrika bukan lagi penerima bantuan dari Jepang. Mereka kini menjadi mitra Jepang untuk berkembang," tegas Abe.
Abe menyadari bahwa ada ketimpangan di antara negara-negara Asia dan Afrika, mulai dari ekonomi, budaya hingga sosial. Namun ini bukanlah penghalang untuk bersatu. Abe lalu kembali mengutip Bung Karno yang pada pidatonya di Gedung Merdeka menyatakan bawa Asia dan Afrika harus menerima perbedaan dan bersatu.
"Apa salahnya keragaman jika ada persatuan dalam keinginan?” kata Abe, mengutip pidato Bung Karno.
Di KAA sendiri, Abe dikabarkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Pertemuan ini, jika benar-benar terlaksana, akan menjadi pertanda mencairnya hubungan kedua negara dengan ekonomi terbesar di Asia yang selama ini dikenal dingin akibat sejarah masa lalu.
(stu)