Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menutup Konferensi Asia Afrika sore ini, dengan pesan tegas bahwa Asia dan Afrika telah tumbuh menjadi sebuah kekuatan besar yang tidak bisa lagi diabaikan. KAA kali ini menghasilkan tiga dokumen yang telah digodok sejak dua bulan lalu dan dirampungkan di Jakarta.
Dalam pidato penutupannya di Jakarta Convention Center, Kamis (23/4), Joko Widodo mengatakan bahwa KAA yang pertama kali diprakarsai di Bandung 60 tahun lalu telah tumbuh menjadi salah satu forum antar pemerintahan terbesar di luar PBB.
"Suara yang disampaikan adalah suara kebangkitan bangsa Asia Afrika. Sekali lagi, suara kebangkitan Asia Afrika. Oleh sebab itu, suara dan keputusan kita tidak bisa lagi diabaikan siapapun," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidato tersebut, Jokowi juga mengatakan bahwa KAA telah berhasil memperkuat tatanan dunia yang damai dan adil, mendorong kerja sama yang menguntungkan untuk menjembatani kesenjangan pembangunan, merealisasikan kemerdekaan Palestina dan memastikan tersedianya dana bagi pembangunan infrastruktur.
"Dalam konferensi ini kita sepakat menggelorakan kembali inti perjuangan Selatan-Selatan demi kesejahteraan, solidaritas dan stabilitas Asia Afrika," tegas Jokowi.
Tiga DokumenKAA menelurkan tiga dokumen yang menjadi landasan kerja sama negara-negara Asia Afrika. yaitu Pesan Bandung, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), dan Deklarasi Palestina.
Pesan Bandung menegaskan kembali Semangat Bandung yang dicanangkan pada KAA 1955 saat negara-negara Asia Afrika menyatakan perlawanannya terhadap kolonialisme, termasuk mendorong kesetaraan negara dua kawasan dan menyerukan perdamaian serta keharmonisan antar negara, budaya, agama dan masyarakat.
Dokumen ini juga menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina dan upaya penguatan kerja sama ekonomi antara Asia dan Afrika.
Sementara NAASP adalah komitmen untuk memperkuat kerja sama antar negara Asia Afrika, termasuk bertekad menggandakan pertumbuhan perdagangan serta investasi bagi masa depan dua kawasan.
Deklarasi Palestina adalah suara konsensus negara Asia Afrika untuk mendukung kemerdekaan Palestina, satu-satunya negara yang masih terjajah di Asia Afrika, dengan mendorong penyelesaian damai melalui solusi dua negara.
Mewujudkan tiga dokumen ini dalam aksi, Jokowi menjabarkan rencana kerja sama, di antaranya adalah pembentukan jejaring pusat penjagaan perdamaian di kedua kawasan, serta meningkatkan perdagangan dan investasi sebagai mesin pendorong perekonomian.
"Kita mendorong sistem perdagangan multilateral yang adil, pro pembangunan dan inklusif yang berkontribusi pada pertumbuhanm, investasi dan lapangan kerja serta berwawasan lingkungan dan berkesinambungan," tegas Jokowi.
Selain itu, negara Asia Afrika sepakat meningkatkan sistem maritim dan aksi strategis di Samudera Hindia.
"Kerja sama maritim akan menjadi salah satu pilar utama kemitraan strategis baru Asia Afrika. Saya akan bekerja dengan anda semua untuk memastikan kemitraan ini benar terwujud," tutur Jokowi.
Sebelumnya di sela-sela KAA, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan 15 negara peserta KAA, membahas kerja sama bilateral yang konkret. Dia mencontohkan, kerja sama dengan Tiongkok dan Jepang.
"Dengan Tiongkok, disepakati dan segera ditindaklanjuti target perdagangan US$150 miliar dan ditandatangani kerja sama high speed rail Jakarta-Bandung. Dengan Jepang, pembentukan maritim forum untuk menindaklanjuti kerja sama maritim dan investasi," jelas Jokowi dalam pernyataan pers setelah penutupan KAA.
Para kepala negara kemudian bertolak menuju Bandung untuk menghadiri peringatan 60 tahun KAA. Acara besok, Jumat (24/4), akan dimulai dengan napak tilas dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka via Jalan Asia Afrika, lalu dilanjutkan pidato Presiden Republik Indonesia dan kepala negara yang mewakili Asia dan Afrika serta penandatanganan Bandung Message.
(stu)