Kapal Perang Tiongkok Peringati Pesawat Patroli Filipina

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 09:04 WIB
Kapal perang Tiongkok memperingatkan pesawat patroli maritim Filipina di wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen dari keseluruhan wilayah Laut China Selatan yang mereka gambarkan dengan sembilan garis putus-putus. (Wikipedia/U.S. Central Intelligence Agency)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah kapal perang Tiongkok yang berlokasi di dekat wilayah karang yang sedang direklamasi memperingatkan pesawat patroli laut Filipina, menurut sumber Filipina pada Kamis (23/4).

Senin lalu, Filipina merilis sebuah foto pengawasan yang menunjukkan reklamasi Tiongkok yang berlangsung pesat di wilayah terumbu karang di Kepulauan Spratly Laut China Selatan yang menjadi sumber sengketa Tiongkok dan negara-negara ASEAN.

"Sebuah pesawat Angkatan Udara Fokker ditantang oleh sebuah kapal Tiongkok di dekat Subi Reef, menembakkan cahaya kuat saat pesawat terbang di atas wilayah sengketa," kata seorang pejabat angkatan udara Filipina kepada Reuters, yang menolak disebutkan namanya karena tak diizinkan berbicara pada pers.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menganggap itu sebagai tantangan, tapi pesawat kami melanjutkan misinya. Pesawat sedang melakukan patroli maritim pada waktu itu."

Ini adalah pertama kalinya sebuah kapal perang Tiongkok memperingatkan pesawat Filipina yang berpatroli di daerah itu, kata pejabat militer lainnya.

Petugas militer kedua, juga menolak disebutkan namanya, mengatakan pesawat itu terbang sekitar 5.000 kaki (1.500 meter) di atas karang yang diklaim Tiongkok dan diperingatkan oleh kapal melalui radio, agar menjauh dari daerah tersebut.

Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Jose Kakilala mengecilkan insiden itu, mengatakan kapal Tiongkok tidak menyalakan lampur suar terhadap pesawat patroli Fokker, namun menolak berkomentar lebih lanjut.

Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan yang memiliki potensi energi. Namun Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim pada jalur air yang menghasilkan US$5 triliun dari perdagangan kapal-kapal yang melewati perairan itu setiap tahun.

Sebelumnya, penjaga pantai Tiongkok menembakkan meriam air ke kapal ikan Filipina di wilayah Scarborough Shoal, yang diklaim Tiongkok pada 2012. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER