Kathmandu, CNN Indonesia -- Korban tewas akibat gempa di Nepal akhir pekan lalu tembus angka 4.000 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring pencarian yang masih terus berlangsung, baik di perkotaan dan pedalaman terpencil.
Ribuan orang tewas dalam penghitungan resmi, Selasa (28/4), itu belum termasuk penghitungan di perdesaan-perdesaan pegunungan, wilayah yang masih coba dimasuki tim penyelamat dua hari setelah gempa mengguncang Sabtu lalu.
Sedikitnya 6.500 orang terluka dalam gempa 7,8 skala richter tersebut. Sementara itu menurut PBB, sebanyak delapan juta orang di negara itu terganggu hidupnya akibat gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut perkiraan awal berdasarkan pemetaan intensitas gempa terakhir, delapan juta orang di 39 distrik terpengaruh, lebih dari dua juta di antaranya hidup di 11 wilayah yang paling parah terdampak," ujar laporan terbaru PBB, dikutip Reuters.
Sementara itu menurut organisasi anak PBB, UNICEF, pasokan makanan dan minuman menipis setelah gempa terparah selama lebih dari 80 tahun lalu itu terjadi.
Ribuan warga masih tinggal di tenda selama tiga hari berturut-turut, takut kembali ke rumah mereka karena gempa susulan masih sering terjadi.
Di Lembah Kathmandu, kehidupan masyarakat belum berjalan dua hari setelah bencana. Toko kecil mulai buka pada Senin, namun tempat usaha besar masih tutup.
Program Makanan Dunia, WFP, menyediakan makanan yang didistribusikan dengan truk ke beberapa wilayah, sementara UNICEF membagikan tenda dan pasokan alat kesehatan, dan WHO membagikan pasokan medis bagi 40 ribu orang.
Banyak lembaga bantuan yang memang tengah bekerja di Nepal, seperti Save the Children dan SOS Children's Villages International, telah membagikan stok makanan bagi, alat-alat kebersihan dan pakaian yang mereka miliki.
Namun para pekerja bantuan mengeluhkan respon yang lambat dan tidak tepat. Walaupun bahan bantuan telah diterbangkan ke Kathmandu, namun staf yang ada sangat sedikit sehingga kargo lambat dikeluarkan dan dibagikan.
Selain itu, jalanan yang masih terblokir dan komunikasi yang terputus menyulitkan akses ke wilayah terpencil yang diduga paling membutuhkan bantuan.
(den)