Beirut, CNN Indonesia -- Jumlah korban tewas dalam satu serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS di provinsi Aleppo, Suriah, naik menjadi 52, termasuk tujuh anak.
Rami Abdulrahman, dari Pengamat Hak Asasi manusia yang berkantor di London, mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan udara Jumat (1/5) ini adalah yang tertinggi dalam satu serangan pasuka AS dan Arab sejak operasi melawan kelompok-kelompok militan Islam di Suriah seperti ISIS dimulai.
Kelompok ini mengatakan bahwa 13 orang masih dinyatakan hilang dalam serangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan pimpin AS ini juga melancarakan serangan udara di Irak.
Kelompok ini mengatakan serangan udara itu salah mensasar satu desa di bagian timur bantaran Sungai Efrat di provinsi Aleppo sehingga setidaknya enam keluarga tewas.
Serangan udara AS telah menewaskan setidaknya 66 warga Sipil di Suriah sejak operasi tersebut di mulai pada 23 September hingga sebelum insiden Jumat tersebut. Dengan demikian, hingga kini jumlah warga sipil yang tewas akibat serangan udara mencapai setidaknya 118.
Organisasi itu juga mengatakan bahwa operasi AS ini menewaskan hampir 2.000 pejuang ISIS.
Amerika Serikat mengatakan akan menyelidiki setiap tuduhan bahwa serangan udara itu menewaskan warga sipil.
Aksi AS ini tidak berdampak besar pada ISIS karena meski laju mereka tertahan, upaya melumpuhkannya di wilayah yang dikuasai mereka gagal tercapai. Kelompok ini telah membentuk pemerintahan sendiri di kota Raqqa, Suriah, yang merupakan basis terkuat mereka.
Washington dan sekutunya mengatakan tujuan mereka adalah membantu kelompok yang disebut sebagai pemberontak moderat yang berjuang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan ISIS.
Tetapi setelah empat tahun terjadi perang saudara di Suriah, tidak satupun kelompok yang berhasil menang. Sepertiga penduduk negara itu menjadi pengungsi dan lebih dari 220 ribu orang tewas akibat perang saudara ini.
Baru-baru ini pasukan pemerintah mengalami kekalahan dan para pejuang Islamis semakin mendekati wilayah pesisir yang dikuasi oleh Assad.
Sementara itu, pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang Islamis di Latakia yang dikuasai pemerintah terus terjadi pada Sabtu (2/5). Ini adalah pusat dari masyarakat Alawit yang minoritas.
(yns)