Jam Malam di Baltimore Dicabut Walikota

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 01:05 WIB
Walikota Baltimore memutuskan mencabut jam malam yang diberlakukan setelah terjadi kerusuhan akibat warga marah dengan kematian warga kulit hitam saat ditahan.
Situasi di Baltimore membaik sehingga walikota memutuskan untuk mencabut jam malam. (Reuters/Adees Latif)
Baltimore, CNN Indonesia -- Walikota Baltimore mencabut jam malam yang diterapkan minggu lalu karena terjadi penjarahan dan pembakaran setelah seorang pemuda kulit hitam meninggal akibat luka yang diderita ketika dalam tahanan polisi.

Walikota Stephanie Rawlings-Blake mengatakan yakin bahwa suasana tenang telah kembali di kota Baltimore sehingga jam malam yang mulai diterapkan pada Selasa (28/4) setelah terjadi kekerasan akibat kematian Freddie Gray, bisa dicabut.

“Tujuan saya sejak awal adalah tidak menerapkan jam malam lebih lama dari yang diperlukan,” ujar Rawling-Blake lewat akun Twitternya. “Saya memandang kita sudah mencapati titik itu hari ini.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman mengejutkan dari kepala kejaksaan kota itu untuk mengenakan dakwaan kriminal terhadap enam polisi yang terlibat dalam penangkapan Gray membantu meredakan kemarahan atas kematian pemuda berusia 25 tahun itu.

Penjarahan dan pembakaran pada Senin (27/4) mengubah suasana yang dimulai dengan serangkaian aksi protes damai di kota yang terletak di negara bagian Maryland itu sejak kematian Gray yang terjadi seminggu setelah dia ditangkap pada 12 April.

Aksi unjuk rasa di kota dengan mayoritas penduduk berkulit hitam ini merupakan ulangan dari gelombang aksi protes menentang kebrutalan polisi yang terjadi tahun lalu setelah beberapa pria kulit hitam tak bersenjata tewas di tangah polisi kulit putih di Missouri, New York dan tempat lain.

Penyelidikan terhadap kematian para pemuda kulit hitam di Ferguson, Missouri, dan New York, menyimpulkan bahwa petuga polisi yang terlibat dalam insiden itu bertindak sesuai dengan hukum, dan dewan juri memutuskan untuk tidak menghukum mereka sehingga muncul aksi protes.

Pada Sabtu (2/5) siang, ratusan orang berkumpul di Baltimore dalam aksi mendukung keputusan jaksa Marilyn Mosby untuk mendakwa salah satu polisi yang terlibat dalam penangkapan Gray dengan tuduhan pembunuhan, dan lima polisi lainnya dengan tuduhan yang lebih ringan.

Mosby, perempuan berkulit hitam berusia 35 tahun dan mulai menjabat sebagai kepala kejaksaan Baltimore pada Januari lalu, mengatakan pemeriksa medis negara bagian telah menyatakan kematian Gray bukan karena bunuh diri.

Dia mengatakan Gray ditangkap secara ilegal dan polisi tidak mengindahkan permohonan bantuan medis ketika dia diborgol, dibaringkan di van polisi.
Walikota Baltimore Stephanie Rawlings-Blake menegaskan jam malam memang tidak direncanakan berjalan lebih lama dari yang diperlukan. (Reuters/Eric Thayer)
Suasana aksi demonstrasi pada Sabtu (2/5) itu terasa lebih sebagai perayaan dan bertolak belakang dengan kemarahan warga awal minggu ini, terutama pada hari Senin (27/4) ketika selusin aparat berwenang luka dan lebih dari 200 orang ditangkap.

Namun, polisi Baltimore menangkap setidaknya selusin orang pada Sabtu karena melanggar jam malam yang berdampak negatif pada dunia usaha dan juga warga kota itu. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER