Jakarta, CNN Indonesia -- Para ahli menyatakan adanya kemungkinan gelombang tsunami setelah gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Papua Nugini pada Selasa (5/5) pagi.
Seperti dilansir Channel NewsAsia, gempa tersebut menghantam Papua Nugini di 133 kilometer Kota Kokopo, New Britain, dengan kedalaman 63 kilometer. Setelah gempa mengguncang, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik melansir pengumuman berbunyi, "Ada kemungkinan tsunami berbahaya di tepi pantai dengan radius 300 kilometer dari pusat gempa."
Pernyataan tersebut juga dikonfirmasi oleh salah seorang ahli dari Geoscience Australia, Jonathan Bathgate, yang berkata, "Memang ada potensi tsunami lokal di wilayah tersebut."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekan lalu, Kokopo diterjang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter. Pada Kamis (30/4), daerah dengan populasi penduduk 20 ribu orang ini juga diguncang gempa berkekuaran 6,7 skala Richter. Kendati demikian, tidak ada laporan kerusakan.
Menurut penuturan Bathgate, wilayah sekitar kejadian gempa tersebut memang sangat aktif. Pada 30 Maret lalu, area tersebut dihantam gempa 7,7 SR, tapi tak ada kerusakan parah. Saat itu, gempa terjadi di tempat yang minim penduduk.
"Kami tidak dapat memprediksi gempa lainnya, tapi wilayah ini dalam situasi sangat aktif. Ini bisa jadi merupakan gempa terbesar selama beberapa bulan terakhir, tapi masih bisa terjadi gempa yang lebih besar. Kita memang terbiasa dengan rangkaian gempa susulan, tapi tidak dengan potensi gempa yang lebih besar," papar Bathgate.
New Britain yang merupakan pulau terluas di Kepulauan Bismarck terletak di timur Papua Nugini. Pulau ini memiliki populasi sekitar 500 ribu orang.
Pulau tersebut membentang sepanjang empat ribu kilometer di lempeng Australia. Terletak di antara lempeng-lempeng tektonik, wilayah ini memang daerah rawan gempa.
(stu/stu)