Kartunis: Tragedi Charlie Hebdo Beda dengan Serangan Texas

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 00:40 WIB
Dua kartunis Charlie Hebdo menolak anggapan yang membandingkan tragedi di kantor mereka pada Januari lalu dengan penembakan di pameran seni nabio
Sebanyak 150 penulis anggota PEN American Center menolah penghargaan terhadap Chalie Hebdo karena menilai kartun majalah satire ini sangat ofensif. (Reuters/Srdjan Zivulovic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua kartunis Charlie Hebdo menolak anggapan yang membandingkan serangan mematikan di kantor majalah satire Perancis pada Januari lalu dengan serangan dua pria bersenjata yang berhasil digagalkan di luar gedung pameran dan kontes seni bertema Nabi Muhammad di Garland, Texas, pekan ini.

"Sama sekali tidak ada perbandingan," kata Jean-Baptiste Thoret, kartunis dan kritikus film untuk Charlie Hebdo dalam sebuah wawancara dengan PBS pada Senin (4/5), dikutip dari Al-Arabiya.

Dalam kesempatan tersebut Thoret memaparkan bahwa dia terhindar dari serangan berdarah tersebut hanya karena dia terlambat sampai di kantor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada gerakan anti-Islam di Texas. Sedangkan yang dihadapi Charlie Hebdo sangat berbeda," ujar Thoret, yang didampingi oleh Gerard Biard, pemimpin redaksi majalah Charlie Hebdo.

"Kami hanya mengkritisi semua agama, tanpa menyebutkan satu agama khusus. Ini benar-benar berbeda," kata Thoret melanjutkan.

Mendukung pernyataan Thoret, Biard menambahkan tidak seperti serangan di Texas, pihaknya tidak menggelar satu kontes dan pameran khusus untuk menggambar Nabi Muhammad.

"Kami tidak mengadakan kontes. Kami hanya melakukan pekerjaan kami. Kami mengomentari berita. Dan ketika berita menyoroti soal Nabi Muhammad, kami menggambarnya," kata Biar menjelaskan.

"Tapi jika dia (Nabi Muhammad) tidak disorot, kami pun tidak menggambarnya. Kami memerangi rasisme. Dan kami tidak ada hubungannya dengan orang-orang ini," ujar Biard merujuk kepada para penyelenggara dan peserta pameran “Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest” di Texas.

Kedua kartunis ini juga membahas kontroversi seputar keputusan PEN American Center untuk memberikan perhargaan kepada majalah mereka. Namun, keputusan itu ditentang oleh lebih dari 150 penulis anggota PEN American Center yang menilai kartun majalah satire ini sangat ofensif.

"Penghargaan ini diberikan untuk keberanian, untuk prinsip kebebasan berbicara. Penghargaan ini bukan penghargaan atas isi dari Charlie Hebdo," ujar Thoret.

Januari lalu, kantor majalah Charlie Hebdo di Paris diserbu oleh dua orang bersenjata yang mengatasnamakan Islam, menewaskan 12 orang, sebagian besar dari redaksi majalah.

Sementara, insiden penembakan di Texas terjadi pada Minggu (4/4), sekitar pukul 07.00 malam waktu setempat di tempat parkir Curtis Culwell Center, arena indoor di Garland, sebelah timur laut dari Dallas, di luar pameran bertajuk “Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest”.

Para pelaku melepaskan tembakan yang melukai seorang petugas keamanan pameran. Baku tembak pun tak terhindarkan, namun petugas berhasil menembak mati kedua pelaku di tempat.

(Baca juga: Lima Fakta Singkat Pelaku Penembakan di Pameran Kartun Nabi)

Ketika insiden terjadi, sekitar 200 orang yang menghadiri acara tersebut tidak menyadari ada penembakan di luar gedung sampai polisi masuk dan menyarankan semua orang untuk tetap berada di dalam ruangan.

Acara ini dijaga ketat, karena tema acara yang provokatif. Penggambaran Nabi Muhammad dalam Islam terlarang demi mencegah pemujaan. Di seluruh dunia, penggambaran Nabi Muhammad sebelumnya selalu memicu kekerasan. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER