Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, Sabtu (9/5), militer Pakistan membawa jenazah istri Duta Besar RI untuk Pakistan, Hery Listyawati ke Islamabad.
Dikutip dari Reuters, militer juga membawa jenazah duta besar Norwegia, duta besar Filipina, serta istri duta besar Malaysia.
Sementara itu, Duta Besar Burhan Muhammad saat ini berada dalam kondisi kritis dan juga dilaporkan dibawa ke Islamabad untuk menjalani pengobatan akibat luka bakar parah yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Dubes Burhan, Dubes Belanda untuk Marcel de Vink, dan Dubes Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics, mengalami luka di bagian leher dan kepala, namun kondisi keduanya tidak kritis.
Selain itu, tiga warga negara Pakistan juga tewas, yaitu Mayor Faisal and Mayor Altamash yang menjadi pilot helikopter, serta 1 kru bernama Subaidar Zakir.
Helikopter Mi-17 yang mereka tumpangi dilaporkan membawa total 17 orang, sebagian besar merupakan perwakilan negara. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, ketika helikopter itu jatuh di Lembah Naltar, 300 km di sebelah utara Islamabad.
Membantah klaim dari kelompok militan Taliban yang mengaku menembak helikopter itu, pemerintah Pakistan mengatakan bahwa helikopter itu mengalami kegagalan mesin.
Prajurit Pakistan membentuk barisan kehormatan, menerima peti mati, yang terbungkus bendera nasional dan dihiasi dengan karangan bunga, saat pesawat yang membawa mereka dari Gilgit, tiba di Islamabad. Upacara ini disiarkan langsung di televisi Pakistan.
Para diplomat, berpakaian hitam-hitam, dan petinggi militer, termasuk kepala militer Jenderal Raheel Sharif, hadir di bandara.
Gilgit, sekitar 250 km sebelah utara dari Islamabad, bukan merupakan basis Taliban. Kelompok itu juga seringkali mengklaim bertanggung jawab atas insiden meski mereka sebenarnya sama sekali tidak terlibat.
Saksi di lapangan juga melaporkan tidak ditemukan indikasi ke arah klaim Taliban.
"Ini kemungkinan hanya pernyataan putus asa dari mereka (Taliban) untuk menarik perhatian media internasional,” kata profesor hubungan internasional dan ahli Pakistan dari Universitas Boston, Adil Najam.
Mi-17 sendiri merupakan helikopter yang dianggap handal, pertama kali dibuat oleh Rusia sesuai dengan kondisi iklim dan geografis di Asia.
Secara umum, media melaporkan bahwa militer Pakistan dianggap memiliki jejak yang baik dalam pemeliharaan peralatan mereka, meski terjadi empat kecelakaan Mi-17 dalam 11 tahun terakhir.
Sebuah tim militer sedang menyelidiki kecelakaan itu.
(stu)