Kesaksian Wartawan yang Ikut Iringan Helikopter Pakistan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 08 Mei 2015 22:24 WIB
Wartawan yang ikut dalam iring-iringan helikopter Pakistan menceritakan kisahnya melihat tempat kejadian jatuhnya salah satu helikopter.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa ada 17 orang dalam helikopter nahas tersebut, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan. (Ilustrasi/Wikimedia Commons/High Contrast)
Jakarta, CNN Indonesia -- Maha Mussadaq, wartawan media Pakistan, Tribune.news.pk turut dalam iring-iringan helikopter militer yang membawa rombongan sejumlah perwakilan negara untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif di Lembah Naltar, Gilgit-Baltistan, Jumat (8/5).

Salah satu helikopter dalam iring-iringan tersebut jatuh dalam perjalan menuju Lembah Naltar. Dalam kesaksiannya, Mussadaq mengungkapkan dia menumpangi helikopter terakhir dari iring-iringan itu ketika dia melihat melihat letupan api yang sangat besar dari sebuah gedung di daerah yang akan mereka lewati.

"Papan tanda gedung itu bertuliskan Army Public School," kata Mussadaq.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta besar Swiss, yang duduk di samping Mussadaq, bertanya kepadanya, "Apakah sekolah itu terbakar?" katanya, sembari melihat warga desa berhamburan menuju sekolah tersebut. Saat itu, para penumpang di dalam helikopter yang ditumpangi Mussadaq belum mengetahui apa yang terjadi.

Mussadaq memaparkan bahwa hanya beberapa jam sebelum kecelakaan, rombongan yang berjumlah 57 orang, berkumpul di Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Islamabad. Saat itu, para rombongan menikmati sajian teh dan sarapan sebelum berangkat menuju Gilgit.

Rombongan kemudian tiba di Gilgit pada pukul 9:45 pagi waktu setempat. Perjalanan akan dilanjutkan ke Lembah Naltar. Tak ada tanda-tanda bahwa kecelakaan akan terjadi. Namun, Mussadaq menjabarkan rombongan akan diberangkatkan dengan tiga helikopter, bukan empat helikopter seperti yang direncanakan sebelumnya, karena satu helikopter lainnya rusak.

"Kami dibagi menjadi empat kelompok. Saya termasuk dalam kelompok keempat yang harus menunggu helikopter pertama kembali setelah mengantarkan kelompok pertama ke tempat tujuan," kata Mussadaq.

Mussadaq menjabarkan rombongan tersebut berisi para perwakilan negara yang diundang oleh Kementerian Luar Negeri untuk tujuan wisata. Namun, beberapa pertemuan tingkat tinggi akan diadakan dalam acara yang berlangsung dari 8-11 Mei 2015, termasuk pertemuan dengan Kepala Daerah Gilgit-Baltistan.

"Setelah kami melihat kobaran api dari atas pesawat, kami diinstruksikan untuk memutar balik menuju Gilgit kembali," kata Mussadaq.

Setibanya kembali di Gilgit, Mussadaq menjabarkan belum ada pejabat berwenang yang mengetahui bahwa kobaran api yang mereka lihat sebelumnya merupakan akibat dari jatuhnya salah satu helikopter yang membawa rombongan menuju Naltar.

Mussadaq dan kelompoknya kemudian dibawa ke Hotel Serena di Gilgit. Di sanalah mereka mengetahui soal apa yang terjadi.

Dikutip dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa ada 17 orang dalam helikopter nahas tersebut, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan.

Laporan terbaru dari Tribune.com.pk menyebutkan korban tewas mencapai 7 orang, 2 pilot dan 1 kru warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan juga Hery Listyawati, istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.

Dubes Burhan saat ini  mengalami luka-luka dan dirawat di The Combined Military Hospital, Jutial, wilayah Gilgit-Baltistan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian. Hingga saat ini KBRI Islamabad belum bisa menghubunginya.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Duta Besar Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics dilaporkan terluka.

Duta Besar Kanada, Afrika Selatan, Lebanon dan Romania disebut juga berada dalam helikopter tersebut, berdasarkan manifes yang diterima Reuters.

Militan Taliban sempat mengklaim menjatuhkan helikopter itu untuk mengincar Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, namun klaim ini dibantah militer Pakistan dengan menyatakan bahwa insiden ini terjadi akibat kerusakan mesin. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER