ISIS Mulai Terdeteksi Melakukan Mobilisasi di Gaza

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2015 05:00 WIB
Pejabat keamanan Palestina menduga adanya mobilisasi besar yang dilakukan oleh kelompok ekstrim Negara Islam untuk Irak dan Suriah di Gaza, Palestina.
Bendera Kelompok Ekstrim ISIS. (Kutluhan Cucel/Getty Images))
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat keamanan Otoritas Palestina menduga kuat adanya mobilisasi besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok ekstrem Negara Islam untuk Irak dan Suriah (ISIS) di Gaza, Palestina. Mobilisasi ini, menurut kantor berita Israel Arutz Sheva, merupakan kelangsungan oeprasi yang selama ini ISIS lakukan di Semenanjung Sinai.

Menurut pejabat otoritas Palestina, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ada delapan kelompok ekstrem yang terdeteksi melakukan kegiatanya di Gaza. Kelompok-kelompok tersebut tidak besar. Mereka menurut keterangan pihak Palestina hanya beranggotakan beberapa ratus orang saja.

Kebanyakan dari para anggota kelompok ekstrem itu, merupakan anggota Hamas yang meninggalkan organisasi mereka. Belum jelas apa yang menjadi penyebab menyeberangnya para anggota Hamas tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Hamas sendiri mengakui adanya puluhan aktivis Salafi yang telah berjanji setia tunggal untuk ISIS. Namun bagi Hamas, keberadaan mereka tak menimbulkan ancaman yang serius.

Jurnalis Arutz Sheva mencatat ada anggota senior gerakan Salafi di Gaza, bernama Adnan Mitt, ditangkap lantaran bergabung dengan ISIS bulan lalu. Mitt adalah mantan anggota Hamas. Pekan lalu, sumber menyatakan kepada Maariv bahwa ISIS mengancam untuk menyatakan perang terhadap Hamas dan berencana mengambil alih Gaza dari dalam.

Jumat lalu, sebuah kelompok simpatisan ISIS yang beroperasi di Yerusalem meluncurkan serangan mortir ke markas Hamas di Jalur Gaza. Dalam sebuah pernyataan yang disebarkan secara daring, kelompok ini mengaku mereka menembakkan mortir menuju markas yang digunakan oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, di Khan Yunis, selatan Gaza.

Dilaporkan Al-Arabiya, sejumlah saksi mengatakan memang mereka mendengar ledakan dekat Khan Yunis. Namun belum ada konfirmasi apakah mortir itu tepat sasaran dan menyebabkan adanya korban.

Sementara di Suriah, militer Amerika Serikat memulai program pelatihan bagi para pejuang untuk menggempur kelompok militan ISIS.

Kongres AS sempat mengatakan bahwa program ini terlalu kecil dan lamban. Pentagon mengatakan bahwa perlu waktu setidaknya tiga tahun untuk melatih dan mempersenjatai 15 ribu pejuang Suriah.

Sejak perang pecah di Suriah pada 2011, setidaknya 220 ribu warga sipil tewas. Meskipun berbagai negara sudah menyerukan perdamaian, perang terus berkecamuk. (sip/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER